Friday, January 25, 2013

Capoeira Tenggarong

Capoeira adalah sebuah sistem bela diri tradisional yang didirikan di Brazil oleh budak-budak Afrika yang dibawa oleh orang-orang Portugis ke Brazil untuk bekerja di perkebunan-perkebunan besar. Pada zaman dahulu mereka melalukan latihan dengan diiringi oleh alat-alat musik tradisional, seperti berimbau (sebuah lengkungan kayu dengan tali senar yang dipukul dengan sebuah kayu kecil untuk menggetarkannya) dan atabaque (gendang besar), dan ini juga lebih mudah bagi mereka untuk menyembunyikan latihan mereka dalam berbagai macam aktivitas seperti kesenangan dalam pesta yang dilakukan oleh para budak di tempat tinggal mereka yang bernama senzala. Ketika seorang budak melarikan diri ia akan dikejar oleh “pemburu” profesional bersenjata yang bernama capitães-do-mato (kapten hutan). Capoeira adalah satu-satunya bela diri yang dipakai oleh budak tersebut untuk mempertahankan diri. Pertarungan mereka biasanya terjadi di tempat lapang dalam hutan yang dalam bahasa tupi-guarani (salah satu bahasa pribumi di Brazil) disebut caá-puêra – beberapa ahli sejarah berpendapat bahwa inilah asal dari nama seni bela diri tersebut. Mereka yang sempat melarikan diri berkumpul di desa-desa yang dipagari yang bernama quilombo, di tempat yang susah dicapai. Quilombo yang paling penting adalah Palmares yang mana penduduknya pernah sampai berjumlah sepuluh ribu dan bertahan hingga kurang lebih selama enam puluh tahun melawan kekuasaan yang mau menginvasi mereka. Ketua mereka yang paling terkenal bernama Zumbi. Ketika hukum untuk menghilangkan perbudakan muncul dan Brazil mulai mengimport pekerja buruh kulit putih dari negara-negara seperti Portugal, Spanyol dan Italia untuk bekerja di pertanian, banyak orang negro terpaksa berpindah tempat tinggal ke kota-kota, dan karena banyak dari mereka yang tidak mempunyai pekerjaan mulai menjadi penjahat. Capoeira, yang sudah menjadi urban dan mulai dipelajari oleh orang-orang kulit putih, di kota-kota seperti Rio de Janeiro, Salvador da Bahia dan Recife, mulai dilihat oleh publik sebagai permainan para penjahat dan orang-orang jalanan, maka muncul hukum untuk melarang Capoeira. Sepertinya pada waktu itulah mereka mulai menggunakan pisau cukur dalam pertarungannya, ini merupakan pengaruh dari pemain capoeira yang berasal dari Portugal dan menyanyikan fado (musik tradisional Portugis yang mirip dengan keroncong). Pada waktu itu juga beberapa sektor yang rasis dari kaum elit Brazil berteriak melawan pengaruh Afrika dalam kebudayaan negara, dan ingin “memutihkan” negara mereka. Setelah kurang lebih setengah abad berada dalam klandestin, dan orang-orang mepelajarinya di jalan-jalan tersembunyi dan di halaman-halaman belakang rumah, Manuel dos Reis Machado, Sang Guru (Mestre) Bimba, mengadakan sebuah pertunjukan untuk Getúlio Vargas, presiden Brazil pada waktu itu, dan ini merupakan permulaan yang baru untuk capoeira. Mulai didirikan akademi-akademi, agar publik dapat mempelajari permainan capoeira. Nama-nama yang paling penting pada masa itu adalah Vicente Ferreira Pastinha (Sang Guru Pastinha), yang mengajarkan aliran “Angola”, yang sangat tradisional, dan Mestre Bimba, yang mendirikan aliran dengan beberapa inovasi yang ia namakan “Regional”. Capoeira Di Indonesia Diawali pertemuan antara I Made Verdy Bhawanta dan Yoga Ardian yang sama-sama mendedikasikan diri di dalam Capoeira selama kurang lebih 7 tahun, memulai untuk mengembangkan dan mempromosikan Capoeira, dengan mendirikan suatu wadah (Grupo Capoeira Negaca) pada tahun 2004. Mengajarkan, dan mengenalkan Capoeira di berbagai kalangan, yang pada akhirnya melahirkan komunitas baru Capoeira yang dinilai positif di Jakarta. Seiring dengan waktu komunitas Capoeira tersebut mulai di kenal di berbagai kalangan masyarakat dan mulai dilirik oleh berbagai media, dikarenakan gerakan-gerakan Capoeira yang memiliki nilai jual. Grupo Capoeira Negaca pun mulai mendemonstrasikan Capoeira dalam berbagai event, baik komersial ataupun sosial, menjadi talent di beberapa media cetak maupun media tayang dan banyak lainnya. Grupo Capoeira Negaca telah mencetak berbagai prestasi dalam Capoeira di tingkat nasional, dengan menjuarai berbagai kompetisi Capoeira yang belakangan mulai diadakan setiap tahunnya, di bawah pengawasan master-master Capoeira sendiri, yang pada akhirnya mendapat lirikan khusus dari seorang master Capoeira (Mestre Ousado) yang telah dikenal dikalangan Capoeiristas (Pemain Capoeira) dunia, yang sudah mendedikasikan diri di Capoeira selama kurang lebih 37 tahun. Mestre Ousado (President Of Association Of Capoeira Argola De Ouro, Sao Paolo Brasil, Singapore, Philipines.) memiliki ketertarikan khusus kepada Grupo Capoeira Negaca yang akhirnya menawarkan kerjasama, dan mengarahkan Grupo Capoeira Negaca ke jenjang Internasional, dibawah bimbingan Mestre Ousado sendiri. Dengan demikian berkembanglah Grupo Capoeira Negaca menjadi Association Of Capoeira Argola De Ouro yang bertaraf Internasional dan memiliki pengakuan dunia. Sampai dengan sekarang Capoeira Argola de ouro berada dikaltim dengan Graduado Diabinho yang berpusat dibalikpapan. Tenggarong (dipimpin oleh Aluno Cabelo/Supriyadi) adalah salah satu peminat terbesar capoeira didalam pengembangan minat dan bakat