PEMILU 2014
Dewasa
ini tak jarang kita dengar keluhan masyarakat tentang bangsa ini, pola pikir
mereka terpaksa tearah pada kepentingan materi, transaksional, dan cenderung
meninggalkan moralitas sebagai manusia yang mempunyai nilai – nilai
kemanusiaan.
Tak
jarang pula para elit politik mengkampanyekan kesejaheraan rakyat tanpa
diiringi dengan visi yang jelas, pemikiran yang cemerlang dan mentalitas yang
kokoh sehingga berakibat pada janji – janji semu yang tak mempunyai ujung
pangkal.
Ada
sebuah penggiringan pola pikir oleh sebagian besar kelompok elit politik
mayoritas yang menyebabkan masyarakat terlena untuk melakukan sebuah
kemandirian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Masyarakat diajak untuk
berfoya – foya, hedon, individualis, dan apatis untuk membangun negeri ini.
Suguhan hadiah dan pemberian pekerjaan di perusahaan serta iming – iming
menjadi PNS menjadi produk unggulan untuk menarik simpati masyarakat. Dan ujung
pangkal dari semua itu adalah Kolusi Korupsi dan Nepotisme (KKN)
Sejarah
mungkin takkan berulang, namun essensi dari perjalanan sejarah akan terus
membekas dalam sanubari para pewaris sejarah. Pemilu 2009 sudah menjawab
pemimpin yang ternyata menjadi wakil rakyat tidak bisa berbuat banyak untuk
memberikan konstribusi yang permanen kepada Bangsa ini.
Genderang
para kontestan politik sudah memulai terdengar dalam transaksi politiknya,
Money politik sudah mulai mempunyai target dari yang Rp.50.000 sampai Rp.
200.000/orang, baliho,spanduk dan alat peraga lainnya sudah tertempel dengan jalur
yang illegal, Janji – janji palsu beterbangan di angan – angan rakyat, polesan
bentuk tubuh di modifikasi seperti malaikat dan Senyum palsu pun menghiasi
pancaran wajah.
Mungkin
awalnya praktek politik seperti ini membuat rakyat senang dan gembira. Namun
pada essensinya politik yang digembor – gemborkan ini akan membunuh kepercayaan
Rakyat tentang politik, tentang pemimpin, tentang kesejahteraan !!!
Bagaimana
mungkin keidealan sebuah kepemimpinan dilakukan dengan cara yang kotor, dengan
cara yang Ilegal, dengan perbuatan yang munafik dan dengan jiwa yang
bermasalah.
Ini
adalah otokritik bagi pemimpin sekarang dan calon pemimpin mendatang . bahwa
kemenangan dalam berpolitik adalah ketika telah memberikan pendidikan politik
yang benar kepada Rakyat, Ketika telah mengajak rakyat dalam membangun Bangsa,
memandirikan Ekonomi Bangsa dan membangun martabat serta kehormatan Bangsa.
Saatnya bentuk
pandangan masyarakat tentang politik dengan kinerjamu, dengan pengabdian dan
dengan kasih sayang… jangan kotori pemilu dengan gaya politik kotormu…
By : Ahmad Fauzi