Monday, December 16, 2013

Pemilu 2014




PEMILU 2014
Dewasa ini tak jarang kita dengar keluhan masyarakat tentang bangsa ini, pola pikir mereka terpaksa tearah pada kepentingan materi, transaksional, dan cenderung meninggalkan moralitas sebagai manusia yang mempunyai nilai – nilai kemanusiaan.
Tak jarang pula para elit politik mengkampanyekan kesejaheraan rakyat tanpa diiringi dengan visi yang jelas, pemikiran yang cemerlang dan mentalitas yang kokoh sehingga berakibat pada janji – janji semu yang tak mempunyai ujung pangkal.
Ada sebuah penggiringan pola pikir oleh sebagian besar kelompok elit politik mayoritas yang menyebabkan masyarakat terlena untuk melakukan sebuah kemandirian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Masyarakat diajak untuk berfoya – foya, hedon, individualis, dan apatis untuk membangun negeri ini. Suguhan hadiah dan pemberian pekerjaan di perusahaan serta iming – iming menjadi PNS menjadi produk unggulan untuk menarik simpati masyarakat. Dan ujung pangkal dari semua itu adalah Kolusi Korupsi dan Nepotisme (KKN)
Sejarah mungkin takkan berulang, namun essensi dari perjalanan sejarah akan terus membekas dalam sanubari para pewaris sejarah. Pemilu 2009 sudah menjawab pemimpin yang ternyata menjadi wakil rakyat tidak bisa berbuat banyak untuk memberikan konstribusi yang permanen kepada Bangsa ini.
Genderang para kontestan politik sudah memulai terdengar dalam transaksi politiknya, Money politik sudah mulai mempunyai target dari yang Rp.50.000 sampai Rp. 200.000/orang, baliho,spanduk dan alat peraga lainnya sudah tertempel dengan jalur yang illegal, Janji – janji palsu beterbangan di angan – angan rakyat, polesan bentuk tubuh di modifikasi seperti malaikat dan Senyum palsu pun menghiasi pancaran wajah.
Mungkin awalnya praktek politik seperti ini membuat rakyat senang dan gembira. Namun pada essensinya politik yang digembor – gemborkan ini akan membunuh kepercayaan Rakyat tentang politik, tentang pemimpin, tentang kesejahteraan !!!
Bagaimana mungkin keidealan sebuah kepemimpinan dilakukan dengan cara yang kotor, dengan cara yang Ilegal, dengan perbuatan yang munafik dan dengan jiwa yang bermasalah.
Ini adalah otokritik bagi pemimpin sekarang dan calon pemimpin mendatang . bahwa kemenangan dalam berpolitik adalah ketika telah memberikan pendidikan politik yang benar kepada Rakyat, Ketika telah mengajak rakyat dalam membangun Bangsa, memandirikan Ekonomi Bangsa dan membangun martabat serta kehormatan Bangsa.
Saatnya bentuk pandangan masyarakat tentang politik dengan kinerjamu, dengan pengabdian dan dengan kasih sayang… jangan kotori pemilu dengan gaya politik kotormu…

                                                                                                                
 By : Ahmad Fauzi