Wednesday, May 25, 2016

Gravitasi Cinta



Kata “Gravitasi” dan kata “Cinta” tidak jarang kita dengarkan dikehidupan kita sehari – hari disetiap waktu dan tempat dimana fikiran kita terbang manja menembus cakrawala. Angan – angan yang tinggi kadang membiaskan makna, maka dalam artikel ini saya akan menjelaskan maksud dari semua ini.
Seperti yang kita ketahui bahwa Gravitasi adalah gaya tarik menarik yang terjadi antara semua partikel yang mempunyai massa dialam semesta. Artinya segala bentuk materi apapun yang ada dimuka bumi ini akan mengikuti hukum – hukum gravitasi, buah jatuh dari pohon ketanah dengan kecepatan yang berimbang pada masanya, panah yang melesat dengan gaya pegas menancap pada sasarannya, burung yang terbang, awan yang bergerak dan hujan yang membasahi bumi semua terukur oleh gaya gravitasi bumi. Lalu bagaimana dengan sesuatu yang diluar materi seperti cinta ? berikut definisi cinta
Sebelum kita membahas cinta saya terlebih dahulu memaparkan bahwa cinta adalah salah satu bagian dari ilmu wahmi yang ada didalam cabang ilmu logika yang menjelaskan tentang perasaan atau ilmu yang tidak bisa dilihat, diukuran, berbentuk, bermassa tapi dia eksis. Apakah anda mengerti maksud saya..?? yap, maksud saya adalah ilmu wahmi adalah ilmu tentang perasaan baik itu marah, bahagia, sedih dan juga cinta didalamnya.
Lebih sederhananya lagi bisa dicontohkan begini :
Apa kah anda bisa mengukur rasa marah anda ?
Apakah  anda bisa mengukur beratnya kesedihan anda ?
Apakah anda bisa menyelami dalamnya cintamu pada sesuatu ?
Jawabannya pasti tidak kan? Mungkin kita hanya bisa mengambil analogi/perbandingan dari perasaan kita pada sesuatu tersebut, seperti lirik lagu bahari yang mengatakan “sedalam – dalamnya lautan Hindia lebih dalam lagi cintaku padanya” , sampai saat ini saya yakin cinta yang dia maksud itu belum ada ukurannya bahkan  alat ukurnyapun belum ditemukan.
Begitu pula  antara gravitasi yang bersifat materi dengan Cinta yang bersifat nonmateri, berlawanan sub pembahasan. Namun bisa dijadikan analogi agar bisa dipahami secara sederhana. didalam pembahasan ini ada kesamaan – kesamaan yang juga bisa dijadikan pemahaman baru bagi kita untuk memperkaya pengetahuan kita tentang sisi – sisi lain dari cinta.
Berbicara tentang gravitasi cinta berarti berbicara tentang Pecinta, Cinta dan obyek yang dicintai dimana Pecinta dianalogikan dengan Bumi, Cinta sama dengan Gravitasi dan yang dicintai adalah matahari. Kita mengetahui bumi dan orbit – orbit kecil lainnya selalu mengitari atau tertarik oleh kekuatan gravitasi matahari sekaligus matahari menjadi pusat kehidupan bagi Bumi. Selain punya ketergantungan terhadap matahari, bumi juga mendapatkan efek positif dari ketergantungan tersebut dianataranya adalah berfotosintesisnya tumbuhan yang menghidupkan bumi dengan menghasilkan oksigen sehingga  makhluk lainya bisa bernafas untuk bertebaran di muka bumi ini. Matahari juga mampu merubah bumi dari malam menjadi siang, matahari bisa menerangi bumi dari kegelapan dan perlu diingat pula bahwa bumi adalah bagian dari matahari. benda – benda yang menjadi bagian dari matahari akan senantiasa mengikuti aturan tata surya yaitu berputar pada porosnya, tidak saling tabrakan dan  tidak tenggelam bersama matahari. artinya bahwa maksud dari tarik menarik itu adalah ada daya tolak yang membuat benda – menda yang mengitari matahari menjadi gerakan yang konstan.
Pembaca sekalian, Begitu pula dengan cinta ada ketertarikan dan ada pula sekat pemisah antara pecinta dan obyek dicintai. Anggaplah diri kita sebagai bumi yang mempunyai daya tarik terhadap bulan sebagai satelit yang dimana bulan membutuhkan kita untuk berpijak dan kita mengambil keuntungan dari bulan berupa proses pasang surutnya lautan yang ada didalam diri kita, namun kita jangan melepaskan kepada cinta yang lebih besar karena ketika kita melepaskan cinta yang besar maka akan melumpuhkan cinta – cinta yang ada disekeliling kita.
Persoalan cinta bukanlah pembahasan yang baru – baru ini dirasakan oleh manusia, jauh sebelum generasi kita hadir sudah banyak teori – teori tentang hakikat cinta, kita selayaknya selalu mempelajari dari sejarah dan posisi cinta di kehidupan kita sehari – hari. Kita semestinya mampu memisahkan antara cinta yang menjadi prioritas dan cinta yang menjadi penghias. Mempelajari hakikat cinta secara mendalam selayaknya menjadi kewajiban para generasi muda agar bisa melihat realita cinta yang seutuhnya sebagaiamana hakikat cinta yang bersifat nonmateri teraktualkan dalam kehidupan fisikal. Lebih sederhananya mempelajari cinta akan mencegah kita dari tipuan cinta yang fana yang berefek pada moralitas anak bangsa.
Hal yang harus kita lakukan dalam pemahaman cinta adalah tentang merubah paradigma (pola pikir) kita tentang cinta itu sendiri bahwa cinta adalah fitrah untuk manusia yang diberikan oleh Tuhan untuk membangun sebuah peradaban, beranak pinak, persahabatan untuk bergotong royong dalam membangun, menghargai sebuah karya, menangisi ketika ada bencana sehingga hati menjadi peka dan banyak perasaan lain yang timbul dari adanya cinta. Namun disisi lain kadang manusia memperlakukan cinta dan orang yang dicintainya secara berlebih – lebihan serta kadang sebaliknya, memperlakukan cinta dengan sekurang – kurangnya sehingga mengakibatkan ketidak seimbangan dalam hubungan percintaannya. maka diperlukan rule (norma) dalam mencintai dan mengetahui lebih dalam tentang obyek yang dicintainya. Selayaknya bumi yang mencintai matahari dengan sederhana, dia (bumi)  mengikuti porosnya, tidak masuk tertarik oleh matahari dan tidak keluar dari peredarannya.

Cinta itu tidak bisa dipaksakan kawan, karena pemilik cinta bukan kita melainkan sang pencipta...
Cinta bukan permainan yang melahirkan banyak penyimpangan – penyimpangan...
Cinta itu bukan kata – kata karena kata – kata hanya melahirkan wacana....
Cinta selayaknya menggunakan logika agar kita bisa menilainya...
Cinta itu akan melahirkan banyak warna jika kita toleran untuk mempersatukannya...
Cinta perlu perjuangan ketika hal itu adalah kebenaran yang layak untuk diperjuangkan...
Cinta ada dimana – mana, baik cinta terhadap manusia, benda, negara bahkan kepada Tuhannya...