Thursday, September 22, 2016

Anti Christ (Dajjal)


Sebelum membahas panjang lebar mengenai tematik diatas maka marilah kita sama – sama menyimak definisinya :

Antikristus adalah pemimpin yang dinubuatkan Alkitab yang akan menjadi musuh Kristus, yang akan menyesatkan banyak orang. Dalam eskatologi Islam, Antikristus adalah Dajjal, karena diramalkan oleh Muhammad bahwa Dajjal akan bertarung dengan Isa (Yesus Kristus), dan kata "anti" memiliki arti "melawan", Kata "antikristus" berasal dari bahasa asli Yunani Koine "ἀντίχριστος" antikristos. Dimana kata tersebut terdiri dari dua akar kata αντί + Χριστός (anti + Kristos). "αντί" (anti) berarti mengganti, melawan atau mengambil tempat orang lain, dan "Χριστός" (Kristos) berarti Kristus, yang dalam bahasa Yunani sama dengan "Mesias" yang berarti "yang diurapi", dan mengacu kepada Yesus dari Nazaret dalam teologi Kristen. Jadi antikristus berarti melawan, mengganti, atau mengambil tempat Kristus. Bisa juga berarti Kristus palsu atau Kristus gadungan.

Konsep ke Tuhanan pada hakikatnya adalah menyembah Yang Maha Esa walaupun pada praktiknya ada yang menggunakan konsep politeisme, pastilah ada pemimpin dari Tuhan/Dewa yang paling utama yang mempunyai hak veto untuk menentukan hukum – hukum dunia dan alam semesta. Apapun dan bagaimanapun konsep tersebut adalah sebuah keyakinan yang menjadi fitrah manusia, dimana keyakinan tidak bisa dipaksakan, maka Tuhan telah menyediakan bahasa yang Universal yang bisa diterima khalayak ramai.

Tidak bisa dipungkiri bahwa mayoritas masyarakat dunia memeluk keyakinan (Agama) Kristen dan Islam. Maka untuk memahami anti christ atau dajjal tentunya kita melakukan pendekatan keagamaan (Kristen dan Islam) dalam hal ini riwayat – riwayat yang meramalkan kondisi akhir zaman.
Bagi sebagian besar kaum atau pemeluk agama yang jarang sekali mempelajari ilmu keagamaan pasti bingung untuk menafsirkan persoalan masa lalu yang akan terjadi dizaman yang akan datang yaitu tentang kebenaran ada atau tidaknya sang anti christ/Dajjal.

Menjelaskan ramalan yang akan terjadi dimasa yang akan datang perlu penalaran yang tinggi dan pengetahuan yang luas serta dengan penuh kehati – hatian. Bukti – bukti yang muncul adalah sebagian dari redaksi ramalan tersebut tanpa menerangkan secara jelas obyek yang dibahas sehingga bias. Ujung dari perkara ini adalah menyerahkan kepada individu masing – masing atau sesuai dengan keyakinan individu/kelompok.

Jika saat ini kita berada di akhir zaman maka sudah tentu kita mengantisipasinya dengan memperkokoh keimanan kita tentang utusan Tuhan dan musuh Tuhan yang didalam beberapa riwayat yang mengatakan akan munculnya berbagai fitnah dengan memutar balikkan fakta, menawarkan surga padahal menggenggam neraka dan menutupi surga dengan mengumbar neraka.

Mungkin disebagian besar umat manusia terobsesi dengan simbol – simbol (mata satu) yang menunjukkan hadirnya sang anti christ dalam bentuk manusia, berjalan atau merangkak. Namun banyak dari kita melupakan missinya yaitu sebagai penebar fitnah. Bahwa dajjal menginginkan manusia tergelincir dalam lembah perlawanan terhadap hukum – hukum Tuhan.

Untuk menangkal kejahatan – kejahatan yang terbungkus rapi seolah – olah seperti kebenaran bukan dengan cara benci terhadap minion atau kartun – kartun yang bermata satu lainnya, melainkan memperbaiki cara berfikir kita dan memposisikan diri kita pada sesuatu yang berlawanan dari nilai kejahatan yaitu adalah Nilai – Nilai Kebenaran. Fitnah – fitnah yang terjadi di antar Agama dan kelompok yang membuat Agama atau kelompok tersebut terpecah belah adalah “permainan’ dari dajjal.

Memperbaiki cara berfikir sebagai jalan perlawanan kepada dajjal (setan besar) adalah dengan melihat realitas atau kebenaran yang terjadi dilapangan bukan berdasarkan opini – opini yang propokatif tanpa didasar dengan bukti yang kongkrit. Banyak diantara kita ketika dihembuskan suatu informasi yang didalamnya ada muatan kesukuan dan keagamaan maka secara spontan ingin membela dan menjadi pahlawan tanpa melihat aspek – aspek kebenarannya.

Hal lain yang perlu kita lakukan dalam mengantisipasi diri dari jebakan dajjal adalah dengan memperkaya pengetahuan kita atau belajar dari sumber – sumber yang terpercaya seperti membaca buku dan membaca buku pun jangan hanya dari satu sember saja melainkan dari banyak sumber agar tidak memandang sebelah mata persoalan yang ingin di kaji. Karena salah satu ciri dari dajjal adalah mata satu yang artinya memandang sebelah mata perkara tertentu.

Selanjutnya berhubungan baik dengan manusia tanpa melihat dari perbedaan kulit, suku, dan Agama melainkan melihat mereka dari yang menciptakannya yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Bahwa segala perbedaan yang terjadi adalah hak Tuhan dan kita sebagai manusia tidak berhak untuk menjadikan orang tersebut sama seperti kita.

Ingat, apapun yang kita lakukan dengan nuansa emosional pasti akan membawa bencana dan hal ini menjadi peluang besar bagi dajjal untuk mempermainkan kita, orang yang mempunyai emosi yang tinggi akan menghilangkan kesadarannya dan dengan kehilangan kesadaran tersebut dajjal masuk kedalam diri kita selayaknya orang kesurupan.

Jangan berfikir bahwa dajjal nantinya akan datang tapi sadarilah dajjal saat ini ada di dalam diri kita dan disekeliling kita .


waspadalah .... waspadalah.....