Sebelum membahas
panjang lebar mengenai tematik diatas maka marilah kita sama – sama menyimak
definisinya :
Antikristus adalah pemimpin yang dinubuatkan Alkitab yang akan menjadi musuh Kristus, yang akan menyesatkan banyak orang. Dalam eskatologi
Islam, Antikristus adalah Dajjal, karena diramalkan oleh Muhammad bahwa Dajjal akan bertarung dengan Isa (Yesus Kristus), dan kata
"anti" memiliki arti "melawan", Kata "antikristus" berasal dari
bahasa asli Yunani Koine "ἀντίχριστος" antikristos. Dimana kata tersebut
terdiri dari dua akar kata αντί + Χριστός (anti + Kristos). "αντί"
(anti) berarti mengganti, melawan atau mengambil tempat orang lain, dan "Χριστός" (Kristos)
berarti Kristus, yang dalam bahasa Yunani sama dengan "Mesias" yang
berarti "yang diurapi", dan mengacu kepada Yesus dari Nazaret dalam teologi
Kristen. Jadi antikristus berarti melawan,
mengganti, atau mengambil tempat Kristus. Bisa juga berarti Kristus palsu atau Kristus gadungan.
Konsep ke Tuhanan pada hakikatnya
adalah menyembah Yang Maha Esa walaupun pada praktiknya ada yang menggunakan
konsep politeisme, pastilah ada pemimpin dari Tuhan/Dewa yang paling utama yang
mempunyai hak veto untuk menentukan hukum – hukum dunia dan alam semesta.
Apapun dan bagaimanapun konsep tersebut adalah sebuah keyakinan yang menjadi
fitrah manusia, dimana keyakinan tidak bisa dipaksakan, maka Tuhan telah
menyediakan bahasa yang Universal yang bisa diterima khalayak ramai.
Tidak bisa dipungkiri bahwa
mayoritas masyarakat dunia memeluk keyakinan (Agama) Kristen dan Islam. Maka
untuk memahami anti christ atau dajjal tentunya kita melakukan pendekatan
keagamaan (Kristen dan Islam) dalam hal ini riwayat – riwayat yang meramalkan
kondisi akhir zaman.
Bagi sebagian besar
kaum atau pemeluk agama yang jarang sekali mempelajari ilmu keagamaan pasti
bingung untuk menafsirkan persoalan masa lalu yang akan terjadi dizaman yang
akan datang yaitu tentang kebenaran ada atau tidaknya sang anti christ/Dajjal.
Menjelaskan ramalan
yang akan terjadi dimasa yang akan datang perlu penalaran yang tinggi dan
pengetahuan yang luas serta dengan penuh kehati – hatian. Bukti – bukti yang
muncul adalah sebagian dari redaksi ramalan tersebut tanpa menerangkan secara
jelas obyek yang dibahas sehingga bias. Ujung dari perkara ini adalah
menyerahkan kepada individu masing – masing atau sesuai dengan keyakinan
individu/kelompok.
Jika saat ini kita
berada di akhir zaman maka sudah tentu kita mengantisipasinya dengan
memperkokoh keimanan kita tentang utusan Tuhan dan musuh Tuhan yang didalam
beberapa riwayat yang mengatakan akan munculnya berbagai fitnah dengan memutar
balikkan fakta, menawarkan surga padahal menggenggam neraka dan menutupi surga
dengan mengumbar neraka.
Mungkin disebagian
besar umat manusia terobsesi dengan simbol – simbol (mata satu) yang
menunjukkan hadirnya sang anti christ dalam bentuk manusia, berjalan atau
merangkak. Namun banyak dari kita melupakan missinya yaitu sebagai penebar
fitnah. Bahwa dajjal menginginkan manusia tergelincir dalam lembah perlawanan
terhadap hukum – hukum Tuhan.
Untuk menangkal
kejahatan – kejahatan yang terbungkus rapi seolah – olah seperti kebenaran bukan
dengan cara benci terhadap minion atau kartun – kartun yang bermata satu
lainnya, melainkan memperbaiki cara berfikir kita dan memposisikan diri kita
pada sesuatu yang berlawanan dari nilai kejahatan yaitu adalah Nilai – Nilai Kebenaran.
Fitnah – fitnah yang terjadi di antar Agama dan kelompok yang membuat Agama
atau kelompok tersebut terpecah belah adalah “permainan’ dari dajjal.
Memperbaiki cara berfikir
sebagai jalan perlawanan kepada dajjal (setan besar) adalah dengan melihat
realitas atau kebenaran yang terjadi dilapangan bukan berdasarkan opini – opini
yang propokatif tanpa didasar dengan bukti yang kongkrit. Banyak diantara kita
ketika dihembuskan suatu informasi yang didalamnya ada muatan kesukuan dan
keagamaan maka secara spontan ingin membela dan menjadi pahlawan tanpa melihat
aspek – aspek kebenarannya.
Hal lain yang perlu
kita lakukan dalam mengantisipasi diri dari jebakan dajjal adalah dengan
memperkaya pengetahuan kita atau belajar dari sumber – sumber yang terpercaya
seperti membaca buku dan membaca buku pun jangan hanya dari satu sember saja
melainkan dari banyak sumber agar tidak memandang sebelah mata persoalan yang
ingin di kaji. Karena salah satu ciri dari dajjal adalah mata satu yang artinya
memandang sebelah mata perkara tertentu.
Selanjutnya berhubungan
baik dengan manusia tanpa melihat dari perbedaan kulit, suku, dan Agama
melainkan melihat mereka dari yang menciptakannya yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Bahwa
segala perbedaan yang terjadi adalah hak Tuhan dan kita sebagai manusia tidak
berhak untuk menjadikan orang tersebut sama seperti kita.
Ingat, apapun yang kita
lakukan dengan nuansa emosional pasti akan membawa bencana dan hal ini menjadi
peluang besar bagi dajjal untuk mempermainkan kita, orang yang mempunyai emosi
yang tinggi akan menghilangkan kesadarannya dan dengan kehilangan kesadaran tersebut
dajjal masuk kedalam diri kita selayaknya orang kesurupan.
Jangan berfikir bahwa
dajjal nantinya akan datang tapi sadarilah dajjal saat ini ada di dalam diri kita dan
disekeliling kita .
waspadalah ....
waspadalah.....