Berkali – kali Tabloid Charlie Hebdo telah melakukan
penghinaan terhadap symbol suci umat Islam dengan menggambar sosok agung Nabi
Muhammad Saw dengan tampilan yang melecehkannya.
Pada tahun 2006, cover tabloid Charlie Hebdo terdapat gambar
orang Arab berserban hitam, dengan judul: "Mahomet débordé par les
intégristes" ("Muhammad kewalahan oleh fundamentalis"), lalu ada
balon berisi tulisan "C'est dur d'être aimé par des cons"
("sulitnya dicintai oleh sebagian kaum bodoh").
Tahun 2011, cover
Charlie Hebdo berjudul “Sharia Hebdo”, bergambar seorang Arab berserban dengan
balon berisi kalimat “hukum cambuk 100 kali kalau tidak mati ketawa”. Di dalam
tabloid ini, ada kartun-kartun yang mengolok-olok perilaku yang mereka sebut
“syariah” dan di cover belakang, ada gambar laki-laki yang buruk sekali, dengan
hidung merah seperti badut, ditulis “Mahomet”, dengan kalimat “Islam itu cocok
dengan humor”. Di
dalam tabloid itu, Mahomet yang dimaksud oleh Editorial adalah Muhammad”. Di akhir kalimat disebutkan
“Muhammad Rasul Allah”.
Tahun 2012, Charlie Hebdo kembali membuat karikatur yang amat
keji tentang Nabi Muhammad, lalu 2015 merbitkan karikatur tentang Nabi dan
terjadi penembakan atas kru Charlie Hebdo. September 2020, Charlie
Hebdo mempublikasi
ulang karikaturnya itu. Padahal sudah jelas banyak nyawa yang melayang akibat
publikasi yang dilakukan oleh tabloid Charlie hebdo tentang karikatur itu. Hal
ini menyimpulkan bahwa tabloid ini memang dengan sengaja ingin membuat pemeluk agama Islam marah dengan melecehkan
symbol suci Agama Islam.
Sebagai tabloid sekuler yang menyebarkan konten
– konten kartun kontroversial, tabloid satire ini justru di dukung oleh
Presiden Francis Emmanuel Macron dengan mengatasnamakan kebebasan berpendapat.
Di lain sisi Presiden ini juga mengatakan kelompok Islamis telah menciptakan budaya
paralel di Perancis yang menolak nilai-nilai, adat istiadat, dan hukum negara. Atas pernyataan tersebut tentu
memancing reaksi umat Islam dunia atas segala bentuk fitnah yang dilancarkan.
Sebagaimana yang disampaikan Presiden RI bahwa kebebasan berekspresi
yang mencederai kehormatan, kesucian, serta kesakralan nilai-nilai dan simbol
agama sama sekali tidak bisa dibenarkan dan harus dihentikan. "Mengaitkan
agama dengan tindakan terorisme adalah sebuah kesalahan besar. Teroris adalah
teroris. Teroris tidak ada hubungannya dengan agama apapun.
Mendukung sumber fitnah seperti yang dilakukan
oleh presiden Francis terhadap Tabloid Carlie Hebdo adalah bentuk kebencian mereka terhadap Islam yang
rahmatan lil ‘alamin, yang dimana Francis sebenarnya adalah salah satu negara
yang terlibat mendukung kelompok teroris di suriah. Selain itu mereka dengan
sengaja menampilkan sosok agung Nabi Besar Muhammad Saw agar masyarakat dunia
tidak melihat Islam sebagai Agama yang damai dan berkeprimanusiaan.
Atas dasar itu DPW Ahlulbait Indonesia
Kalimantan Timur melakukan aksi didepan umum untuk mengutuk Tabloid
Charlie Hebdo
yang secara terus menerus membuat karikatur yang melecehkan kehormatan Nabi
Muhammad Saw dan mengecam tindakan Presiden Francis yang mendukung Karikatur tersebut serta menyebarkan
Islamphobia.