Dibalik
keterkacauan kehidupan manusia ada sebuah sistem yang sadar ataupun tidak, hal
itu dibuat dan dilakukan oleh dirinya sendiri. Penting bagi kita untuk selalu
mengevaluasi diri kita agar kita tidak terjatuh lembah yang lebih dalam diri
perbuatan kita tentang perjalanan hidup ini. Dalam tulisan ini saya tidak
mengupas lebih dalam tentang teori – toeri filsafat tentang freewill dan
determinism karena akan membuat tulisan ini menjadi bias penuh fatamorgana –
fatamorgana karena pembahasannya akan mendalam, panjang dan membutuhkan
intensitas berfikir yang kuat serta continuitas.
Inilah
sebuah pilihan, simplenya Tuhan dengan karunia-Nya yang berlimpah ruah
memberikan kita hak prioritas atau kebebasan untuk memilih mengenai hal – hal
yang dilakukan semasa hidup ini dan Tuhan pasti mengetahui sesuatu yang akan
dipilih oleh ciptaanya.
Banyak
obyek – obyek manusia dalam memputuskan sebuah pilihan, baik tentang
wanita/lelaki yang menjadi pendamping hidupnya, tentang hidup mewah atau hidup
apa adanya, tentang diam atau berusaha, tentang pasrah atau membara, pilihan
akan hidup terhormat atau hidup yang hina. Semua itu bermuara pada sebuah nilai
yaitu nilai baik ataupun buruk dan perlu diketahui pilihan yang diputuskan
tersebut niscaya akan melahirkan sebuah konsekuensi atau keterikatan sebab dan
akibat.
Anda
tidak makan akan mengakibatkan lapar, anda menjomblo mengakibatkan ngenes, anda pacaran bisa mengakibatkan
perzinahan, anda tidak belajar mengakibatkan bodoh, anda tidak bekerja
mengakibatkan kangker (kantung kering), anda egois akan dijauhi dan sebagai
bagainya.
Dalam
kehidupan sehari – hari kita diperhadapkan dengan banyak tanda tanya yang
harus dijawab dan mengharuskan kita
untuk menanggung atas apa yang kita pilih, inilah sebuah pilihan penuh misteri
dan konsekuensi.
Pilihan untuk
berbohong, ada
orang yang mengatakan bahwa berbohong demi kebaikan adalah sesuatu yang sah dan
tidak berdosa, andai anda tahu bahwa ungkapan ini membuat ketidak stabilan
kejiwaan seseorang karena dengan menutupi fakta dengan kebohongan akan menjadi
Bom waktu yang terus menghantui pembohong hingga suatu saat pasti akan meledak.
Berbohong yang tertanam sejak kecil akan membiasakan seseorang terus
mengulanginya hingga dewasa dan berpengaruh terhadap lingkungan kerjanya, misal
di dunia politik akan menjadi koruptor. Walau kemampuan komunikasi yang hebat
sedemikian rupa dan bisa menghubungkan golongan satu dengan yang lainnya, jika
mengidap kasus tertentu maka yakin dan percayalah ada hal besar yang terus
membuatnya takut dan menghabiskan umurnya dalam bayang – bayang kegelapan
sehingga ada masanya untuk menanggung dari pilihannya tersebut. Bahwa kekuatan
seseorang bukan hanya dari fisik meliankan juga dari mentalnya, mental akan
terasah dengan baik ketika kita berani untuk mempertanggungjawabkan kesalahan
yang telah kita perbuat.
Pilihan untuk kaya, ada sebuah gaya hidup yang
secara tidak langsung mengharuskan kita untuk kaya. Kasarnya, orang miskin
dipaksa untuk kaya. Memanipulasi diri dengan mengikuti trand agar tampak
seperti yang dibayangkan adalah ketertipuan akal kita memandang dunia ini,
dengan dunia yang dibentuk oleh akalnya dari hasil mengikuti trand akan
berpotensi melahirkan penghalalan segala cara untuk kaya dan secara tidak sadar
membutakan dirinya untuk merampas hak orang lain. Saya tidak melarang anda
semua untuk hidup kaya, namun ingin menekankan bahwa diri kita harus kaya
dengan cara yang fair, dengan usaha yang keras dan fikir yang sehat. Kadang
dikondisi ini bagian besar dari kita tidak sabar berproses dan mengambil
langkah yang keliru sehingga berakibat fatal. Bahwa kekayaan sejati manusia
akan dianggap ketika dia telah memberikan sesuatu yang dimilikinya. Guru
memberikan ilmunya, pengusaha memberikan bagian dari hartanya dan pujangga
memberikan bait - bait cinta untuk jiwa – jiwa yang kosong tentangnya.
Pilihan untuk
miskin, banyak
dikalangan utusan Tuhan yang dimana Dunia ini diperuntukkan kepada mereka untuk
menjadi pemimpin umat memilih hidup yang apa adanya. Potensi untuk kaya raya
dan bergelimang harta sangat terbuka lebar, lalu apa gerangan yang membuat
mereka memilih untuk hidup dalam kekurangan harta ? jawab sendiri...
Pilihan untuk diam, ada diam berkualitas ada diam
yang kosong. Diam dalam kekosongan adalah melakukan rutinitas tanpa membuat
visi yang kongkrit agar dirinya berguna bagi orang lain. Sebailkanya diam yang
berkualitas adalah diam yang didalamnya terdapat proses berfikir yang mendalam
dengan mempersiapkan step – step (tahapan – tahapan) agar rencana yang dibuatnya
akan berjalan mulus, sederhananya adalah menunggu moment yang tepat untuk
bergerak. Bagi orang yang berfikir pesimis akan menjadikan diam adalah alasan
untuk menyalahkan lingkungan atau orang lain atas apa yang menimpanya.
Pilihan untuk
bergerak, ketakutan
yang mendalam akan dunia luar yang ganas akan membuat orang takut untuk
bergerak dan tingkat percaya diri yang sangat tinggi membuat orang berlebihan
dalam bergerang atau offside. Kedua kalimat tersebut lebih singkatnya disebut
pesimis dan pujungan (kutai ; narsis)
yang mempunyai kadar negatif yang tinggi. Padahal jika kita melakukan dengan
cara yang tepat dan realistis maka akan memudahkan diri kita untuk berkembang
sesuai dengan passion kita. Jika kita bergerak dan setelahnya mengevaluasi diri
kita maka jiwa kita akan lega karena telah mengalami keinginan kita yang
kandas. Merasa gagal dan mengevaluasi kegagalan menjadi keberhasilan
membutuhkan prinsip yang kokoh dengan menikmati kegagalan tersebut menjadi
latihan untuk mensukseskan visi yang ingin dicapai. Bahwa pelajaran paling
berharga yang kita miliki adalah pengalaman yang dimana pengalaman gagal
tersebut akan melatih mental dan skill kita untuk menjadi lebih baik serta
semakin kita sering mengalami kegagalan maka kemampuan tersebut akan semakin
tajam dan membahana.
Alasan
yang tepat dalam pembahasan tentang pilihan ini adalah ketenangan jiwa, bahwa
tiada manusia yang tidak menginginkan hidup kedamaian. Untuk memutuskan pilihan
maka diperlukan karakter atau prinsip dan prinsip akan hadir ketika kita terus
menyelami samudera pengetahuan sehingga kita mampu melihat efek yang akan
ditanggung serta mampu mencari penawarnya bahkan kita bisa menghindari
permasalahan melalui prinsip yang kita anggap benar.
Jika
engkau mengetahui kebenaran niscaya engkau akan tahu dimana engkau akan
memilih...
Jika
kau ragu dalam bergerak maka hentikanlah, jangan memilih...
Namun
jika kau telah yakin maka bergeraklah, jangan mundur...