Kalimat dari
tema diatas menegaskan akan spirit pembangunan dalam menjalani kehidupan saat
ini dengan landasan pemahaman historis dan orientasi futuristik sehingga
pandangan – pandangan gerakan – gerakan menimbulkan prestasi – perstasi yang
ingin digapai atas buah hasil pendahulu yang dianggap sukses dalam bidang
tertentu.
Manusia
mempunyai unsur didalamnya yaitu berupa penilaian, yang dimana potensi menilai
tersebut mengidentikkan pada kebutuhan untuk selalu mempunyai tokoh yang di
pedomaninya dan dengan itu manusia terus melakukan sebuah pencarian akan sosok yang
sempurna baginya. Pencarian demi pencarian tidak terlepas dari pengamatan
sejarah individu yang digandrunginya dan berupaya untuk mendalami step by step perjalanan hidup serta track record nya dikancah kehidupan yang
menjadikannya sukses.
Suatu hal
lain yang tidak bisa kita lepaskan lagi dari sifat manusia adalah keinginan
untuk menjadi pribadi yang besar atau sukses. Harapan akan terwujudnya keinginan
yang begini dan begitu melazimkan seseorang untuk senantiasa belajar guna
memperdalam kapasitas diri dengan melakukan berbagai macam cara, entah hal itu
sesuai dengan hukum kausalitas ataupun tidak bisa berpotensi membuat orang menjadi
tidak terkendali dan tanpa sadar menyakiti unsur lain yang diluar darinya.
Tiada
manusia yang lahir tanpa mencontoh, tiada manusia yang bisa berkembang secara
independen, tiada pula makhluk didunia ini yang tidak membutuhkan antara satu
dengan yang lainnya. Realitas inilah yang disebut dengan fitrah manusia untuk
meniru para pendahulunya untuk menjalankan aktifitas kehidupan walaupun adanya
perbedaan kondisi dan adanya perubahan akan perkembangan zaman yang pastinya
manusia pasti mencari pelajaran dari aktor sejarah dengan melihat essensi
perjalanannya. Namun dibalik heroistiknya seorang tokoh yang dikaguminya,
kadang manusia melupakan tujuan yang sebenarnya dari kehebatannya tersebut.
Dewasa ini
kebanyakan dari kita saat ini menggantungkan impian dan memahami kesuksesan
dengan tolak ukur yang rendah yaitu berupa materi, ketenaran dan kenikmatan –
kenikmatan yang bersifat sementara sehingga ketika sudah mencapai hal tersebut
berakibat pada pola hidup yang cendrung hedonistik, mematikan rasionalitas dan
jika akal sehat manusia menghilang maka bersiaplah untuk jatuh dalam lubang
kehinaan.
Kebutuhan
akan makanan, pendidikan, kesehatan, pakaian, tempat tinggal yang layak dan
biaya hidup yang lainnya adalah kewajiban bagi manusia untuk dilengkapi serta
dicarikan jalan keluarnya. Benturan – benturan akan masalah ekonomi membuat
manusia kadang merasa gamang dan dengan serta merta mencari jalan keluar yang
praktis untuk menyelesaikannya serta menghilangkan aspek – aspek lain sebagai
syarat ideal dalam pencapaian problema yang dihadapi. Disinilah sebenarnya awal
mula munculnya penyewengan – penyelewengan moral manusia yang menjadikan
perbuatannya berdampak buruk bagi orang lain atau dengan kelemahan mental ini
orang tersebut mengambil sesuatu yang bukan menjadi haknya.
Perlu kita
ingat bersama bahwa dunia ini mempunyai sistem akurasi yang kausal atau
mempunyai hukum sebab - akibat yang dimana apabila perbuatan baik pasti akan
mendapatkan ganjaran kebaikan, begitu pula sebaliknya jika berperilaku buruk
maka keburukan itu cepat ataupun lambat akan kembali pada dirinya. Hal ini
sudah banyak kita jumpai didalam sejarah dan berita dari media – media yang
kita amati belakangan ini.
Sebagaimana
yang di ungkapkan oleh sang revolusioner berperawakan sederhana dari India, Mahatma
Gandhi “ada 3 hal yang tidak bisa disembunyikan dari dunia ini : yang pertama
adalah matahari, yang kedua adalah rembulan dan yang ketiga adalah kebenaran”.
Kita mengetahui hadirnya sang mata hari dan rembulan silih berganti dan kadang
tertutup oleh awan yang dimana untuk sementara waktu menjadikan ia tak tampak
namun pada akhirnya semua orang mengetahui dan merasakan manfaat dari benda
langit tersebut. Begitu pula kebenaran, sehebat dan sekuat apapun manusia
menutupinya maka tabir – tabir penghalang itu akan terungkap setelah itu maka nampak
dengan jelas antara perbuatan yang benar dan perbuatan yang menyimpang.
Hal yang
saat ini perlu kita lakukan untuk membuat sejarah bagi masa depan adalah
berupaya agar tidak melakukan perbuatan – perbuatan yang merugikan diri sendiri
dengan orang lain dengan berhati – hati dalam bersikap, memahami kebenaran
secara universal, berfikir dengan logis dan orientatif serta memperlakukan
orang lain sebagaimana kita senang ketika diperlakuka. Artinya bahwa jika
didalam kondisi tertentu reasionalitas kita hilang karena benturan keadaan maka
yang harus kita lakukan adalah menahan diri dan jangan menjadikan hawa nafsu
menguasai diri sebab jika kita meneruskan perlawanan kepada akal sehat dan hati
nurani maka sudah pasti kita akan jatuh dalam jurang yang gelap dan cemooh
dunia.
Pembentukan
karakter manusia yang mengedepankan akal sehat dan meyakini eksistensi hati
nurani tentu tidak didapat dengan cara yang instan, karena untuk mencapai hal
itu perlu adanya penyucian diri baik secara jasadi dengan tidak mengkonsumsi barang
haram atau sesuatu yang bukan menjadi hak kita, maupun secara bathiniah dengan
banyak membaca dan mengkaji ilmu – ilmu atau pengetahuan yang mengarahkan kita
pada tujuan kebenaran.
Tidaklah
mudah untuk mencapai hal itu, pasti banyak godaan - godaan yang menyertai orang untuk berubah
kearah yang lebih baik, mengalihkan perhatian manusia untuk merecovery
kesempurnaan manusia adalah sifat setan yang ada didalam diri kita, maka hanya
ada satu jalan bagi kita untuk belajar konsisten, yaitu dengan mengikuti orang
– orang yang benar, memegang tali – temali kebenaran yang telah
diaplikasikannya dalam kehidupan sehari – hari serta dan berupaya dalam
memahami segala fenomana – fenomena yang mereka hadapi secara terus menerus.
Tumpahkan
semangat muda pada arah yang jelas dan perjuangan yang tidak absurd, karena
sejarah menentukan masa depan.