Tuesday, December 14, 2010

SEJARAH KUTAI KARTANEGARA


A. Sejarah
Patut disyukuri bahwa kabupaten kutai kartanegara memiliki latar belakang kebanggaan sejarah yang luar biasa yakni sebagai kerajaan tertua di Indonesia dimana pada abad ke-IV telah berdiri kerajaan bercorak hindu-india yang bernama kerajaan kutai mulawarman yang lebih sering dikenal dengan kerajaan muawarman.
Peafsiran para ahli sejarah menyimpulkan bahwa sesungguhnya kerajaan kutai mulawarman adalah kerajaan kutai yang berdiri di martapura, muarakaman sehingga sering di sebut kerajaan martapura atau martadipura. Kesimpulan tersebut berdasarkan catatan sejarah dari cina dan india yang menyabut dengan tegas adanya kerajaan kho thay (bahasa cina) yang berarti kerajaan besar dan quetaire (bahasa india) artinya hutan belantara. Kerajaan kutai mulawarman didirikan oleh pembesar kerajaan campa (kamboja) bernama kudungga, yang selanjutnya menurunkan raja asma warman, raja mulawarman, sampai dua puluh tujuh generasi kerajaan kutai mulawarman yaitu sebagai berikut:
1. Kudungga
2. Asmawarman
3. Mulawarman
4. Sri Warman
5. Mara Wijaya Warman
6. Gaya Yana Warman
7. Wijaya Tungga Warman
8. Jaya Naga Warman
9. Nala Sina Warman
10. Nala Perana Warmana Dewa
11. Galingga Warman Dewa
12. Indara Warman Dewa
13. Sangga Wirama Dewa
14. Singa Wardala Warmana Dewa
15. Candra Warmana
16. Prabu Mulia Tungga Dewa
17. Nala Indra Dewa
18. Indra Mulia Warmana Tungga
19. Sri Langka Dewa
20. Guna Perana Tungga,
21. Widaya Warman
22. Indra Mulia
23. Sri Aji Dewa
24. Mulai Putra
25. Nala Pendita
26. Indra Paruta Dewa
27. Darma Setia
Sementara itu pada abad-XIII di muara sungai mahakan berdiri kerajaan bercorak hindu jawa yaitu kerajaan kutai karta Negara yang didirikan oleh salah seorang pembesar dari kerajaan singa sari yang bernama raden kusuma yang kemudian bergelar aji batara agung dewa sakti dan beristrikan putrid karang melenu sehingga kemudian menurunkan putra bernama aji batara agung paduka nira.
Proses asimilasi (penyatuan) dua kerajaan tersebut telah dimulai pada abad XIII dengan pelaksanaan kawin politik antara aji batara agung paduka nira yang mempersunting putri indra perwati dewi yaitu seorang putr dari guna perana tungga salah satu dinasti raja mulawarman (martadipura), tetapi tidak berhasil menyatukan kedua kerajaan tersebut. Baru pada abad ke- XVI melalu perang besar antara kerajaan kutai kartanegara pada masa pemerintahan aji pangeran sinom ing mendapa deengan kerajaan kutai mulawarman pada masa pemerintahan raja darma setia.
Dalam pertempuran tersebut raja darna setia mengalami kekalahan dan gugur ditangan raja kutai karta Negara aji pangeran sinum panji, yang kemudian berhasil menyatukan kerajaan kutai tersebutt sehingga wilayahnya menjadi sangat luas dan nama kerajaannyapun berubah menjadi kutai kartanegara ing martadipura yang kemudian menurunkan dinasti raja-raja kutai kartanegara sampai sekarang.
Literatur sejarah menyebutakan bahwa sejak abad XIII sampai tahun 1960 yang menjadi raja (sultan) daerah swapraja (kerajaan kutai kartanegara) berdasarkan tahun pemerintahannya adalah sebagai berikut:
1. 1300-1325 aji batara agung dewa sakti
2. 1350-1370 aji batara agung paduka nira
3. 1370-1420 aji maharaja sultan
4. 1420-1475 aji raja mandarsyah
5. 1475-1525 aji pangeran tumenggung jayabaya (aji raja putri)
6. 1525-1600 aji raja mahkota
7. 1600-1605 aji dilanggar
8. 1605-1635 aji pangeran sinum panji mendopo
9. 1635-1650 aji pangeran dipati agung
10. 1650-1685 aji pangeran mejo kusumo
11. 1685-1700 aji begi gelar aji ratu agung
12. 1700-1730 aji pangeran dipati tua.
13. 1730-1732 aji pangeran dipati anum panji pendopo
14. 1732-1739 sultan aji Muhammad idris
15. 1739-1782 aji imbud gelar sultan muhamad muslihuddin
16. 1782-1850 sultan aji Muhammad salehuddin
17. 1850-1899 sultan aji muhamad sulaiman
18. 1899-1915 sultan aji alimuddin
19. 1915-1960 aji Muhammad parikesit
20. 1960-sekarang, sultan haji aji Muhammad salehuddin II


B. Pemerintahan
Literature sejarah mengatakan bahwa pada tanggal 17 juli 1863 kerajan kutai kartanegara mulai menjadi daerah swapraja sebagai bagian dari kerajaan hindia belanda, akibat di tanda tangannya lange contact oleh sultan kutai pada waktu itu karena kalah perang.
Pada masa penjajahan jepang tahun 1942 daerah swapraja kutai kartanegara mendapat pengaturan tersendiri dan mempunyai kedudukan istimewa. Sultan selaku swapraja dinobatkan menjadi koo, yang berarti mempunyai kedudukan jelas sebagai anggota keluarga dari raja jepang. Hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan putusnya hubungan dengan belanda dan kemudian menunjukkan kesetiaan kepada kerajaan jepang.
Akan tetapi tahun 1945 kalimantan timur berhasil diduduki kembali oleh belanda termasuk daerah swapraja kutai kartanegara tahun 1947. Kalimantan timur dibentuk menjadi daerah federasi dengan status satuan kertanegaraan yang berdiri sendiri dan terdiri atas kesultanan kutai, bulungan, sambaliung, gunung tabor, dan pasir dengan sebutan swapraja.
Selanjutnya pada tanggal 27 desember 1949 masuk dalam wlayah republic Indonesia serikat (RIS) dan pada tanggal 10 april 1950 federasi kalimantan timur masuk dalam fedeerasi Kalimantan timur dalam republic Indonesia (yang beribukota di yogyakarta).



WILAYAH KESULTANAN KUTAI KARTANEGARA

Pada masa kejayaan hingga tahun 1959, kesultanan kutai kartanegara ing martadipura memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas. Wilayah kekuasaannya meliputi beberapa wilayah otonomi yang ada dipropinsi Kalimantan timur yakni:
1. Kabupaten kutai kartanegara
2. Kabupaten kutai barat
3. Kabupaten kutai timur
4. Kota Balikpapan
5. Kota bontang
6. Kota samarinda
Dengan demikian luas wilayah kesultanan kutai kartanegara hingga tahun 1959 adalah seluas 94.700 km2.
Pada tahun 1959, wilayah kesultanan kutai kartanegara dibagi menjadi 3 wilayah pemerintahan:
1. Daerah tingkat II yakni kabupaten kutai
2. Kota madya Balikpapan
3. Kota madya samarinda
Dan sejak itu berakhirlah pemerintahan kesultanan kutai kartanegara setelah disyahkannya pemerintah daerah tinggakat II Kabupaten Kutai melaului UU No. 27 Tahun 1959 tentang Pencabutan Status Daerah Istimewa Kutai.
Kabupaten kutai kertanehara erupakan kelanjutan dari kesultanan kutai kartanegara ng martadipura. Setelah republic Indonesia berdiri pada tahun 1947 kesultanan kutai kartanegara dengan status swapraja kutai masuk dalam federasi Kalimantan timur bersama daerah-daerah kesultanan lainnya seperti: Bulungan, Sambaliung, Gunung Tabur, dan Pasir. Kemudian pada 27 desember 1949 masuk dalam republic Indonesia serikat.
Daerah swapraja kutai diubah menjadi daerah istimewa kutai yang meruakan daerah otonomi berdasar UU Darurat No. 3 tahun 1953.
Pada tahun 1999 wilayah kabupaten kutai dimekarkan menjadi daerah otonom berdasarkan UU No. 47 Tahun 1999, yakni:
1. Kabupaten kutai dengan ibukota tenggarong
2. Kabupaten kutai barat dengan ibukota sendawar
3. Kabupaten kutai timur dengan ibukota sangatta
4. Kota bontang dengan ibukota bontang.
Istilah kabupaten induk sering digunakan untuk membedakan antara hasil pemekaran dengan kabupaten kutai yang lama. Pada musyawarah nasional APKASI (Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia) yang di adakan ditenggarong tahun 2000, presiden RI Abdurahman Wahid yang membuka munas tersebut mengusulkan agar kabupaten kutai hasil pemekaran menggunakan nama kabupaten kutai kartanegara, mengingat kota Tenggarong juga merupakan ibukota kesultanan Kutai Kartanegara.
Tanggal 23 Maret 2002, presiden megawati soekarno putri menetapkan penggnaan kabupaten kutai kartanegara melalui peraturan pemerintah RI No. 8 Tahun 2002 tentang “ perubahan nama kabupaten kutai menjadi kabupaten kutai kartanegara”
Daftar bupati kutai artanegara (termasuk bupati kutai)
No. Periode Nama Bupati Keterangan
1 1950-
1960 A.M Parikesit Kepala Daerah Istimewa Kutai
2 1960-
1964 A.R Padmo Bupati KHD Tingkat II Kutai pertama setelah berakhirnya Pemerintahan Daerah Istimewa Kutai
3 1964-
1965 Rosdibyono
4 1965-
1979 Drs. H. Achmad Dahlan Terpilih mnejadi bupati kutai selama 3 periode berturut-turut hingga meninggal karena kecelakaan.
5 1979-
1984 Drs. H. Awang Faisyal
6 1984-1989 Drs. H. Chaidir Hafiedz
7 1989-
1994 Drs. H. Said Sjafran
8 1994-
1999 Drs. H.A.M. Sulaiman MSc
9 1999-
2004 Drs. H. syaukani HR.MM Bupati Kutai Kartanegara pertama setelah pemkaran Kutai
10 2004-
2005 H. Awang Dharmabakti, ST. MT PJS bupati kutai kartanegara menggantikan syaukani namun ditolak oleh legislative dan sebagian masyarakat.
11 2005-2005 Drs. Hadi Sutanto Menjadi PJS kutai kartanegara setelah mendagri merevisi SK pengangkatan awang dharma bakti.
12 2005-2010 Drs. H. syaukani HR.MM Terpilih melalui pilkada kutai karta Negara 1 juni 2005.
13 2006-2008 Syamsuri Aspar Menjadi Plt. Bupati kutai kartanegara menggantikan syaukani.
14 2008-2010 Sjachruddin Menjadi Pj Bupati kutai kartanegara selama 15 bulan.


Kecamatan
Kabupaten kutai kartanegara terdiri dari 18 kecamatan:
1. Tenggarong
2. Tenggarong seberang
3. Loa kulu
4. Loa janan
5. Samboja
6. Muara jawa
7. Anggana
8. Sanga-sanga
9. Sebulu
10. Muara Kaman
11. Kota bangun
12. Muara wis
13. Muara muntaikenohan
14. Kembang janggut
15. Tabang
16. Marang kayu
17. Muara badak
Penduduk yang bermukim di kutai kartanegara terdiri dari penduduk asli terdiri dari suku kutai, suku dayak benuaq, suku dayak tanjung, suku dayak bahau, suku dayak punan, suku dayakmodang, suku dayak kenyah, suku dayak kayan. Sementara penduduk pendatang terdiri dari suku banjar, suku jawa, suku bugis, suku mandar, suku Madura, suku butun, suku timor.
Danau – danau yang berada di Kabupaten Kutai Kartanegara :
1. Danau Semayang (13.000 Ha)
2. Danau Melintang (11.000 Ha)
3. Danau Ngayau (1.900 Ha)
4. Danau Tempatung (1.300 Ha)
5. Danau Mulupan (750 Ha)
6. Danau Siran (750 Ha)
7. Danau Perian (750 Ha)
8. Danau Wis(750 Ha)
9. Danau Karang (750 Ha)
10. Danau Loa Kang(450 Ha)
11. Danau Batu Bumbu (450 Ha)
12. Danau Merandi (350 Ha)
13. Danau Puan Rabuk (350 Ha)
14. Danau S’kajo (100 Ha)
15. Danau Tanah Liat (45 Ha)
16. Danau Man
Pariwisata
Wisata alam
1. Bukit bengkirai di samboja
2. Pantai tanah merah di samboja
3. Danau semayang di kota bangun
4. Danau murung di kota bangun
5. Waduk panjia sukarame di tenggarong
6. Pulau kumala di tenggarong
7. Taman rekreasi tepian Mahakam jembatan kartanegara di tenggarong
Wisata Budaya
1. Museum Mulawarman di tenggarong (peninggalan kesultanan kutai kartanegara)
2. Kedaton kutai kartanegara di tenggarong (istana baru sultan kutai kartanegara)
3. Desa pondok labu di tenggarong (kehidupan suku dayak)
4. Desa lekaq kidau di sebulu
5. Lamin suku dayak di tabang (kehidupan suku dayak)
6. Desa brubus di muara Kaman (situs kerajaan tertua di Indonesia)
Wisata pendidikan
1. Planetarium jagad raya di tenggarong
2. Museum kayu tuah himba di tenggarong
3. Museum perjuangan merah putih do sanga-sanga


MITOLOG KUTAI
Lahirnya Aji Batara Agung Dewa Sakti
( raja kutai kartanegara yang pertama )
Tersebutlah dalam hikayat kutai, bahwasanya petinggi jaitan layar dengan isterinya tinggal di sebuah gunung, di tempat mana mereka membuka sebuah kebun untuk keperluan hidup sehari-hari. Puluhan tahun mereka hidup sebagai suami istri, namun dewa di khayangan belum juga menganugerahkan seorang anak pun sebagai penyambung dari keturunan mereka untuk memerintah negeri jaitan layar ini. Sering petinggi jaitan layar beserta isterinya bertapa, menjauhi kerabat dan rakyatnya, memohon kepada dewata untuk mendapatkan anak. Pada suatu malam ketika mereka sedang tertidur dengan nyenyaknya, terdengar suara di luar rumahyang begitu gegap gempita hingga menyentakkan mereka dari tidurdi peraduan. Mereka pun bangkit membuka pintu untuk melihat apa gerangan yang terjadi di luar rumah. Nampaklah oleh mereka sebuah batu besar yang melayang dari udara menghempas ketanah. Suasana malam yang tadinya gelap gulita kini menjadi terang benderang seakan-akan bulan purnama sedang memancar. Terkejut melihat batu dan alam yang terang benderang itu, petinggi beserta isterinya segera masuk kembali kedalam rumah serta menguncinya dari dalam. Dari dalam rumah mereka mendengar suara yang menyerunya.
“Smabut mati babu, tiada sambut mati mama”
Sampai tiga kali suara ini didengar oleh petinggi jaitan layar dan akhirnya dengan rasa cemas dijawabnya juga, “ular mati lumus, tiada diulur mati lumus!” “sambut mati babu, tiada di sambut mati mama.” Kembali suara itu terdengar. “ulur mati lumas, tiada di ulur mati lumas,” jawab si petinggi. Dan terdengarlah gelak ketawa dari luar rumah sambil berkata, “barulah ada jawaban dari tutur kita”. Mereka yang di luar rumah itu agaknya sangat gembira sekali, karena tutur katanya mendapatkan jawaban. Petinggi jaitan layar pun tidak merasa takut lagi dan kemudian keluar rumah bersama isterinya mendatangi batu itu yang ternyata adalah sebuah raga emas. Raga emas itu lalu di buka dan betapa terkejutnya petinggi beserta isterinya tatkala melihat didalamnya terdapat seorang bayi yang diselimuti dengan lampin berwarna kuning. Tangannya sebelah memegang sebuah telur ayam, sedang tangan lainya memegang keris dari emas., keris mana merupakan kalang kepalanya. Pada saat itu menjelmalah tujuh orang dewa yang telah menjatukan raga emas itu. Mereka mendekati petinggi jaitan layar dengan muka yang gembira memberi salam dan salah seorang dari dewa itu menyapa petinggi, “berterima kasihlah kepada dewata, karena do’amu dikabulkan untuk mendapatkan anak. Meskipun tidak melalui rahim isterimu. Bayi ini adalah keturunan dewa-dewa dari khayangan, krena itu jangan sia-siakan untk memeliharanya, tapi jangan di pelihara seperti anak manusia biasa.” Dewa juga berpesan agar bayi keturunan dewa ini jangan diletakkan senbarangan diatas tikar, akan tetapi selama empat puluh hari empat puluh malam bayi ini harus di pangku berganti-ganti oleh kaum kerabat petinggi. “bilamana engkau ingin memandikan anak ini, maka janganlah dengan air biasa, akan etapi dengan air yang diberi bunga wangi.””dan bilamana anakmu sudah besar, janganlah ia menginjak tanah, setelah diadakan erau (pesta), dimana pada waktu itu kaki anakmu ini harus di injakan kepala manusia yang sudah mati. Selain itu kaki anakmu ini di injakan pula pada kepala kerbau hidup dan kepala kerbau mati.”
“Demikian pula bilamana anak ini untuk pertama kalinya ingin mandi ketepian, maka hendaklah engkau adakan terlebih dahulu upacara erau (pesta) sebagaimana upacara pada titik tanah..”
Setelah pesan-pesan tersebut disampaikan oleh salah seorang dewa itu maka ketujuh dewa itu naik kembali ke langit. Petinggi dan isterinya dengan penuh rasa bahagia membawa bayi itu masuk kerumahnya. Bayi ini bercahaya laksana bulan purnama, wajahnya indah tiada bandingnya, siapa memandang akan bangkit kasih sayang terhadapnya. Akan tetapi isteri petinggi susah hatinya, karena payudaranya tidak dapat meneteskan air susu. Apa yang bias diharapkan lagi dari seorang perempuan yang sudah tua untuk bias menyusui anaknya? Akhirnya petinggi jaitan layar membakar dupa dan setanggi srta menghambur beras kuning, sambil mereka memanjatkan do’a kepada para dewa, agar memberikan kurnia kepada isteri petinggi supaya teteknya mengandung air susuyang harum baunya. Seteklah selesai berdo’a, terdengarlah suara dari langit, “hai nyai jaitan layar, usap-usaplah tetekmu tangan berulang-ulang sampai terpancar air susu darinya. “mendengar perintah ini, isteri petinggi jaitan layar segera mengusap-usap teteknya sebelah kanan dan pada waktu sampai tiga kali dia berbuat demikian, tiba-tiba mencuratlah dengan derasnya air susu dengan baunya yang sangat harum seperti bau ambar dan kasturi. Maka bayi itupun mulai dapat diberikan air susu dari tetek isteri petinggi jaitan layar itu sendiri. Kedua laki istri itu sangat bahagia melihat anak keturunannya dari dewa, mulai dapat mnyusu. Sesudah tiga hari tiga malam tanggallah tali pusat bayi itu.maka semua penduduk jaitan layar pun gembira. Meriam”sapu jagad” ditembakkan sebayak tujuh kali. Selama empat hari empat puluh malam bayi itu dipangku silih berganti dan di pelihara secermat-cermatnya. Selama itu pula telor ayam yang sudah menetaqs menjadi ayam jagi dan suara kokokannya terdengan llantang. Sesuai petunjuk para dewata mka anak tersebut di beri nama Aji Batara Agung Dewa Sakti. Sampai batara agung umur lima tahun maka sukarlah dia ditahan untuk bermain-main di dalam rumah saja, dia ingin bermian-main dialam bebas, seperti halaman dan mandi-mandian di pinggir sungai Mahakam. Maka petinggi jaitan layarpun mempersiapkan upacara tijak tanah (menginjak tanah) dan upacara erau mengantarkan anak kmandi ketepian untuk pertama kalinya. Empat puluh hari empat puluh malam di adaka pesta dimana disediakan makanan dan minuman untuk penduduk. Gamelan gajah perwata ditabuh siang malam membuat suasana tambah meriah. Berbagai permaian ketangkasan dipertunjukkan silih berganti. Sesudah erau dilaksanakan berbagai macam binatang baik betima maupun jantan disembelih. Disamping itu juga petinggi jaitan layar tidak melupakan pesan dari dewa yaitu agar membunuh beberapa orang baik laki-laki maupun perempuan untuk di injak kepalanya oleh batara agung pada upacara “tijak tanah”. Kepala-kepala tersebut diselimuti dengan kain kuning, lalu diarak ketepian Mahakam. Ditepi sungai Mahakam batara agung dimandikan dimana kakinya dipijakkan berkali-kali pada batu dan besi. Penduduk jaitan layarpun juga ikut mandi baik laki-laki maupun perempuan, baik muda maupun uta. Setelah selesai mandi maka khalayak membawa batara agung kembali kerumah orang utnaya dan dipakaian pakaian kebesaran. Kemudian dia dibawa kembali kehalaman dan di lindungi paying agung, diiringi gamelan gajah [perwata dan meriam sapu jagad. Tiba-tiba Guntur tsangat dahsyat menggoncang bumi dan hujan panas pun merintik. Awan dilangit bergulung-gulung seakan memayungi penduduk yang sedang melaksanakan upacara di bumi.
Kemudian penduduk membuka kasur agung dimana aji batara agung disuruh berbaring. Upacara selanjutnya adalah gigi batara agung diasah dan kemudian disuruh makan sirih. Setelah upacara selesai acara dimeriahkan dengan makan dan minum, serta tarian dan tak lupa juga diadakan adu binatang. Keramaian itu berlangsung selama tujuh malam. Kemudian bekas balai-balai keramaian dibagikan kepada penduduk yang melarat. Demikian juga perhiasan-perhiasan rumah oleh nyai jaitan layar juga dibagikan ke penduduk. Kemudian penduduk memuji-muji aji batara agung dengan sebutan” tiada siapapun yang dapat membandinginya, baik perkataannya maupun wibawanya. Patutlah dia anak dari batara dewa-dewa”. Aji batara agung dewa sakti kelak akan menjadi raja pertama dari kerajaan kutai kartanegara.


NAGA ERAU DAN PUTRI KARANG MELENU
zaman dahulu di kampungb melati hulu dusun diamlah dua orang suami –istri yakni petinggi hulu dusun yang bennama bubu jaruma. Usianya cukup lanjut tapi belum memiliki keturunan.
Suatu hari keadaan sangat buruk.hujan deras petir menyambar-nyambar, diiringi dengan suara gemuruh. Penduduk dusun hulu tak ada yang berani keluar rumah termasuk petinggi dan istrinya.
Pada hari ketujuh persediaan kayu bakar yang digunakan unutk memaqsak keluarga ini telah habis. Mereka tidak berani keluar rumah untuk mencari nkayu bakar. Akhirnya petinggi memutuskan untuk mmengambil salah satu kayu atap rumahnya untuk memasak.
Saat membakar kayu alangkah terkejutnya sang petinggi ketika melihat ada seekor ulat kecil yang melingkar di kayu tersebut dan memandanginya seakan minta belas kasihan dan ingin di pelihara.
Ulat kecil itu dipelihara dengan baik oleh babu jaruma. Setia hari deberi makanan dedaunan yang segar. Hari berganti hari, bulan berganti bulan lama-lama ulat tersebut berubah menjadi Naga. Pada suatui malam bubu jaruma bermimpi bertemu dengan seorang yang sangat cantik jelita penjelmaan Dario naga trersebut. “ ayah dan bunda tak usah takut dengan ananda” kata sang putrid. Meskipun ananda sudah besar dan menakutkan orang di Desa ini ijinkanlah ananda pergi dan buatkanlah Tangga agar ananda dapat meluncur kebawah.
Pagi harinya sang petinggi hulu dusun menceritakan mimpinya kepada istrinya. Mereka berdua membuatkan tangga yang terbuat dari bambu. Ketika naga itu hendak bergerak turun, tiba-tiba terdengar suara seperti sang putrid yang didengar dalam mimpinya.
“ bilamana ananda telah turun ketanah maka hendaklah ayah dan bunda mengikuti mkemana ananda merayap. Disamping itu ananda minta agar ayahanda membakar wijen hitam dan menaburi anada dengan beras kuning. Jika ananda merayap kesungai dan telah masuk kedalam air maka iringilah buih yang muncul dipermukaan air sungai”.
Setelah merayap dan diikuti oleh petinggi dan istrinya ular naga itu menuju sungai dan berenanglah naga itu ke hulu dank e hilir sebanyak tujuh kali, kemudian berenang ketepian batu. Ditepian batu itu sang naga berenang ke kiri tiga kali dan akhirnya menyelam.
Disaat naga itu menyelam tiba-tiba terjadi angin topan dahsyat, air gelombang hujan petir Guntur bersahutan. Petinggi dan istrinya mengarahkan perahu ketepi. Setelah cuaca membaik matahari bersinar lagi dan air hujan yang jatuh hanya berintik-rintik mereka berdua mengamati apermukaan air sungai Mahakam dan mencari-cari dimana keberadaan naga tersebut.
Tiba-tiba mereka berdua melihat permukaan air sungai yang dipenuhi dengan buih. Pelangi menumpuki buih, mereka berdua mendekati gelombang buih tadi. Mereka serasa berada di kumala dengan cahaya berkilau-kilau dan alangkah terkejutnya ketika mereka melihat didalam buih tersebut ada seorang bayi yang berbaring di dalam gong. Gong itu semakin meninggi dan nampaklah naga yang menghilang tadi menjunjung gong yang berisi bayi tersebut. Semakin meninggi gong tersebut nampaklah seekor binatang vaneh menjunjung sang naga dan gonmg tersebut. Binatang itu tak lain adalah lembuswana. Petinggi ketakutan melihat hal itu. Kemudia dia menepikan perahunya menuju tepian batu.
Setelah beberapa saat kemudian naga dan lembuswana itu menghilang yanga da tinggalah gong yang berisi bayi yang datang dari khayangan tersebut. Segera petinggi dan istrinya membawa bayi perempuan itu pulang. Sesuai dengan mimpinya bayi itu di beri nama puteri karang melenu yang kelak akan menjadi isteri raja Aji Batara Agung Dewa Sakti.

SEJARAH KESULTANAN KUTAI KARTANEGARA
Aji Imbud Gelar Sultan Aji Muhammad muslihudin memindahkan kesultanan kutai kartanegara ke tepian pandan.pada tanggal 28 september 1782. Pemindahan ini dilakukan untuk menghilangkan kenangan pahit pada masa pemerintahan kado dan pemarangna yang dianggap telah kehilangan tuahnya. Tepian pandan kemudian diubah menjadi tangga arung yang sampi sekarang terkenal dengna sebutan tenggarong.
Tahun 1883, kesultanan kutai kartanegara dipimpin di pimpin aji Muhammad salehudin setelah aji imbud mangkat.
Tahun 1844, dua kapal dagang pimpinan james erskin murray asal inggris memasuki perairan Tenggarong. Murai dating ke tenggarong untuk berdagang dan meminta tanah untuk pos dagang dan meminta hak eksklusif untuk mendirikan kapal uap diperairan Mahakam. A.M salehudin hanya mengizinkam murai untuk berdagang disamarinda saja. Murray kurang puas dengan tawaran sultan, akhirnya menembakkan meriam kea rah istana kutai dan dibalas oleh pasukan kerajaan kutai. Pertempuranpun tak dapat di hindari. Murai akhirnya kalah dengan tiga orang anggotanya termasuk murai sendiri. Akhirnya mereka melarikan diri ke laut lepas.
Insiden di tenggarong sampai di pihak inggris. Karena kutai merupakan wilayah bagian hindia belanda maka belanda akan menyelesaikan dengan caranya sendiri. Belanda mengirim armada thooft dan menyerang kutai. Raja bsalehuddin diungsikan ke kota bangun. Pangeran awing long dengan gagah berani bertempur melawan armada t’hooft untuk mempertahankan kehormatan keraja kutai kartanegara. Awing long gugur dan kutai tunduk kepada balanda.
Tahun 1853 kutai mengadakan perjanjian dengan belanda dan disepakati kerajjan kutai kartanegara menjadi bagian pemerintahan hindia belanda.
Tahun 1888, pertambangan batubara pertama dibuka di batu oleh insinyur tambang asal belanda, J.H Menten. Royalty dari pengeksploitasian sumberdaya alam diberikan kepada sultan sulaiman.
Tahu 1899 sultan sulaiman wafat digantikan putra mahkotanya aji Muhammad dengan gelar sultan aji Muhammad alimudin. Sultan alimudin bertahta selama 11 tahun dan wafat pada tahun 1910. Putra mahkota aji kaget jkarena belum dewasa dan digantikan oleh dewan perwalian Aji Pangeran Mangkunegoro.
14 november 1920 aji dinobatkan sebagai sultan kutai kartanegara denga gelar sultan aji Muhammad parikesit.
Awal abad-20 ekonomi kutai kartanegara berkembang pesat sebagai hasil dari pendirian perusahaan borneo-sumatra trade co. surplus dicapai tiap tahun hingga tahun 1924 kutai memiliki dana sebesar 3.280.000 gulden.
Tahun 1936 parikesit mendirikan istana baru yang megah dan kokoh terbuat dari beton. Istana tersebut berhasil diselesaikan dalam kurun waktu selama satu tahun.
Tahun 1942 ketika jepang menduduki kutai, sultan kutai harus tunduk kepada tenno heika, kaisar jepang. Dan member nama sultan kutai dengan gelar koo dengan nama kerajaan kooti.
Indonesia merdeka tahun 1945. Dua tahun kemudian kesultanan kutai dengan status swapraja masuk kedalam federasi Kalimantan timur bersama dengan kesultanan lainnya seperti: bulungan, sambaliung, gunung tabur dan pasir dengan membentuk dewan kesultanan. Kemudian pada 27 desember 1949 masuk kedalam Republik Indonesisa Serikat (RIS). Daerah swapraja kutai di ubah menjadi daerah istimewa kutai yang merupakan daerah otonom tingakt kabupaten berdasarkan UU Darurat No.3 Tahun 1953.
Berdasarkan UU No.27 tahun 1959 tentang “ pembentukan daerah tingkat II dikalimantan timur”. Daerah istimewa kutai dipecah menjadi 3 yakni:
1. Daerah tingakat II kutai dengan ibukota Tenggarong
2. Kotapraja Balikpapan dengan ibukota Balikpapan
3. Kotapraja Samarinda dengan ibukota Samarinda
Tanggal 20 januari 1960, A.P.T. Pranoto yang menjabat sebagai gubernur kaklimantan timur melantik 3 kepala daerah untuk 3 daerah swatantra tersebut. Yakni:
1. A.R. Padmo sebagai Bupati kepala daerah tingkat II kutai.
2. Kapt. Suedjono sebagai walikota samarinda
3. A.R. Sayid sebagai walikota Balikpapan.
21 januari 1960, di balairung keratin sultan kutai di tenggarong diadakan siding khusus DPRD Daerah Istimewa Kutai. Inti dari siding ini adalah serah terima pemerintahan dari Sultan Aji Muhammad Parikesit kapada A.R. padmo sebagai Bupati Daerah tingkat II Kutai, Kapt. Suedjono sebagai walikota samarinda, A.R. Sayid sebagai walikota Balikpapan. Pemerintahan kutai kartanegara di bawah pemmerintahan Sultan Aji Muhammad Parikesit berakhir. Dan beliaupun menjadi rakyat biasa.
Tahun 1999 bupati Kutai Kartanega Drs. H. Syaukani HR, berniat menghidupkan kembali kesultanan kutai kartanegara ing martadipura. Ini dimaksud bukan untuk menghidupkan kembali feodalisme tapi untuk pelestarian warisan budaya Kerajaan Kutai sebagai Kerajaan tertua di Indonesia. Selain itu dihidupkannya kesultanan kutai adalah salah satu sector pendukungsektor pariwisata di Kalimantan timur dalam upaya menarik minat Wisatawan Nusantara maupun Mancanegara.
Pada tanggal 7 november 2000 presiden RI menyetujui maksud di atas dan pada tanggal 22 september 2001 putra mahkota Kesultanan Kutai Kartanegara H. Aji Pangeran Praboe Anoem Soerya Adiningrat dinobatkan sebagai sultan kutai Kartanegara dengan gelar Sulatan H. Aji Muhammad Salehuddin II.
KERATON KESULTANAN KUTAI KARTANEGARA
Kata keraton berasal dari kata” Keratuan” yang berarti sebagai istana atau tempat kediaman Raja. Istilah ini juga sering disebut sebagai kedaton yang berasal dari kata “kedatuan”. Sejak abad-13 kerajaan kutai telah mengalami 3 kali perpindahan ibukota. Namun tidak ada dokumentasi sejarah yang menggambarkan bangunan istana raja-raja kutai pada masa lalu baik dari kutai lama maupun di pamarangan sebagai kerajaan kutai yang ke dua.
Dokumentasi hanya ada pada masa pemerintahan A.M Sulaiamna yang beribukota Ditenggarong. Pada abad 18 Carl Block, seorang penjelajah norwegia berhasil membuat ilustrasi pendopo istana A.M sulaiman.istana sultan kutai tersebut terbuat dari kayu ulin dengan bentuk yang cukup sederhana.
Setelah sultan sulaiman wafat pada tahun 1899, kesultanan kutai kartanegara kemudian dipimpin oleh sultan A.M. Alimuddin (1899-1910). Sultan Alimuddin mendiami keratin baru yang terletak tak jauh dari bekas keratin Sultan Sulaiman. Keratin sultan Alimuddin ini terdiri dari dua lantai dan juga terbuat dari kayu ulin (kayu besi). Keratin ini di bangun menghadap sungai Mahakam. Hingga sultan A.M. Parikesit naik tahta pada tahun 1920, keratin ini tetap digunakan dalam menjalankan roda pemerintahan kerajaan.


PENINGGALAN BUDAYA
Ketopong sultan kutai
Ketopong atau mahkota sultan kutai ini terbuat dari emas dengan berat hamper 2 kg. saat ini, ketopong sultan kutai di simpan di museum nasional Jakarta.
Pedang sultan kutai
Pedang kerajaan kutai ini terbuat dari emas padat. Pada gagng pedang terukir seekor harimau yang sedang siap menerkam, sementara pada ujung sarung pedang dihiasi dengan seekor buaya. Pedang sultan kutai ini dapat diliahat di museum nasional, Jakarta.
Kalung ciwa
Kalung yang terbuat dari emas ini diketemukan oleh penduduk di sekitar danau lipan, kecamatan muara kaman pada masa pemerintahan sultan Aji Muhammad sulaiman (1850-1899). Oleh penduduk kalung ini di serahkan kepada sultan, yang kemudian dijadikan perhiasan kerajaan dan digunakan sultan pada waktu diadakan pesta adat erau dalam rangka ulang tahun penobatan sultan sebagai sultan kutai kartanegara Ing Martadipura.
Kalung uncal
Kalung uncal yang merupakan atribut dari peragaan kutai Martadipura ( Mulawarman ) ini digunakan oleh Sultan Kutai Kartanegara setelah Kerajaan Kutai Martadipura berhasil ditaklukan dan dipersatukan dengan Kerajaan Kutai Kartanegara. Terbuat dari emas 18 karat dengan berat 170 garam. Kalung ini dihiasi dengan relief cerita Ramayana. Menurut sejarah, kalung uncal tersebut kemungkinan berasal dari India. Dalam bahasa India kalung ini disebut unchele dan didunia ini terdapat 2 buah atau satu pasang, yakni sebuah untuk pria dan sebuahnya lagi untuk wanita. Kalung Uncal yang saat ini ada di India hanya sebuah saja. Menurut keterangan salah seorang duta India yang berkunjung K Tenggarong pada 1954, kalung Uncal yang ada di Kutai ini sama bentuk, rupa dan ukurannya dengan kalung Unchele yang ada di India. Sehingga, ada kemungkinan Bahwa Raja Mulawarman Nala Dewa merupakan salah seorang keturunan dari Raja – raja India dimasa silam dan menbawa kalung Uncal tersebut ke daerah Kutai ini.
Kura – Kura Emas
Menurut riwayat, datanglah kepusat Kerajaan Mulawarman beberapa rombongan perahu dari Negeri Cina yang di Pimpin oleh seorang Pangeran yang ingin meminang salah seorang Putri Raja yang bernama Aji Bidara Putih. Setelah lamaran diterima, sang Pangeran mengantarkan barang – barang bertanda kesungguhannya untuk memperistri sang Putri berupa perhiasan dari emas dan intan, termasuk diantaranya adalah Kura – Kura Emas tersebut.
Tali Juwita
Tali Juwita adalah symbol dari sungai Mahakam yang mempunyai 7 buah muara sungai dan 3 buah anak sungai ( Sungai Kalinjau, Belayan, dan Kedang Pahu). Tali Juwita ini terbuat dari benangyang banyaknya 3 x 7 helai, kemudian di kuningi dengan kunyit untuk di pakai dalam upacara adat bepelas.
Keris Bukit Kang
Keris ini adalah tusuk konde dari Aji Putri Karang Melenu, Permaisuri Raja Kutai Kartanegara yang pertama yakni Aji Batara Agung Dewa Sakti. Menurut legenda kutai, bayi perempuan yang diberi nama Aji Putri Karang Melenu ini ditemukan dalam sebuah Gong bersama – sama dengan Keris Bukit Kang dan sebuah telur ayam. Gong ini terletak pada sebuah balia dari bambu kuning. Balai tersebut terletak diatas tanduk seekor binatang aneh yang disebut Lembuswana yang muncul diperairan Kutai Lama.

Kelambu Kuning
Berbagai benda yang menurut kepercayaan mengandung magis ditempatkan dalam Kelambu Kuning, yakni :
a. Kelengkang Besi
Pada suatu hari ketika hujan panas, petinggi yang tinggal disungai Bengkalang ( Kecamatan Long Iram ) yang bernama Sangkareak mendengar suara tangisan bayi. Setelah dicari akhirnya ditemukannya seorang bayi berada dalam suatu wadah yang di sebut Kelengkang Besi.
b. Tajau ( Guci/Molo )
Tajau atau tempayan ini dipergunakan untuk mengambil air ketika hendak memandikan Aji Batar Agung Dewa Sakti untuk pertama kalinya.
c. Gong Rden Galuh
Tempat Aji Putri Karang Melenu bersmam Keris Bukit Kang diketemukan. Gong besar ini disebut juga Gong Maharaja Putri.
d. Gong Bende ( Canang Ponograh )
Gong kecil ini dipukul bila mana ada sesuatu yang akan diumumkan kepada khalayak.
e. Arca Singa Noleh
Konon, arca Singa Noleh awal mulanya adalah seekor binatang hidup yang sedang memakan beraslempukut yang baru di tumbuk oleh seorang wanita. Wanita tersebut marah dan binatang tersebut jatu, terus menjadi batu bercampur porselein seperti keadaannya sekarang.

f. Keliau Aji Siti Berawan
Keliau atau perisai ini adalah yang selalu dipakai oleh Aji Siti Berawan, Keluarga dari Sultan Kutai Kartanegara. Aji Siti Berawan disebut pahlawan wanita karena selalu mempertahankan kerajaan dari serangan musuh. Mandau yang dipakainya dinamakan Mandau Piatu.
g. Sangkoh Piatu
Sangkoh (lembing) ini dipakai pada waktu Erau dan dikaitkan pada tali Juwita dan kain Cinde.
h. Sangkoh Buntut Yupa
Lembing ini penjelmaan dari seekor ular yang diketemukan di ujung pulau Yupa oleh seorng penduduk kampung sekitarpulau tersebut.
Singgasana Sultan
Setinggil / Singgasana yang dipakai Sultan Aji Muhammad Sulaiman maupun yang dipakai Sultan Aji Muhammad Parikesit, berikut paying, umbul-umbul, dan geta (peraduan pengantin Kutai Keraton).
Meriam Sapu Jagat dan Meriam Gentar Bumi
Kedua meriam yang dianggap memiliki kekuatan daya sakti ini digunakan Aji Pangeran Sinum Panji Mendapa untuk menundukan Kerajaan Kutai Martadipura di Muara Kaman.
Meriam Aji Entong
Meriam buatan VOC ini awalnya ditempatkan di daerah muara sungai Mahakam, tepatnya di Terantang (Kecamatan Anggana), untuk berjaga-jaga dan mengahadapi musuh yang dating melalui selat Makasar.

Meriam Sri Gunung
Meriam Sri Gunung inilah yang dipakai Awang Long gelar Pangeran Sinopati untuk menembak armada kapal Inggris dan Belanda yang menyerang Tenggarong pada tahun 1844.
Tombak Kerajaan Majapahit
Tombak-tombak tua dari Kerajaan Majapahit yang tersimpan di Museum Mulawarman membuktikan adanya hubungan sejarah antara Kerajaan Kutai Kartanegara dengan Kerajaan Majapahit.
Keramik Kuno Tiongkok
Ratusan koleksi keramik kuno dari berbagai dinasti di Cina yang tersimpan diruang bawah tanah Museum Mulawarman membuktikan telah adanya perdagangn yang ramai antara daerah Kutai dengan daratan Cina dimasa lampau.
Gamelan Gajah Prawoto
Seperangkat gamelan yang terdapat di Museum Mulawarman berasal dari pulau Jawa, begitu pula topeng-topeng, beberapa keris, pangkon, barang-barang perak maupun kuningan, serta wayang kulit membuktikan adanya hubungan yang erat antara Kerajaan Kutai Kartanegara dengan kerajaan-kerajaan yang ada di Jawa semenjak jayanya Majapahit.


PELAKSANAAN ERAU
Pelaksanaan Erau
Pelaksanaan Erau yang terakhir menurut tata cara Kesulatanan Kutai Kartanegara dilaksanakan pada tahun 1965, ketika diadakan upacara pengangkatan Putra Mahkota Kesultanan Kutai Kartanegara, Aji Pangeran Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat.
Sedangkan Erau sebagai upacara adat Kutai dalam usaha pelestarian budaya dari Pemda Kabupaten Kutai baru diadakan pada tahun 1971 atas prakarsa Bupati Kutai saat itu, Drs. H. Ahmad Dahlan. Upacara Erau dilaksanakn 2 tahun sekali dalam rangka peringatan ulang tahun Kota Tenggarong yang berdiri sejak 29 September 1782.
Atas petunjuk Sultan Kutai Kartanegara yang terakhir, Sultan A.M. Parikesit, maka erau dapat dilaksanakan Pemda Kutai dengan kewajiban untuk mengerjakan bebrapa upacara adat tertentu, tidak boleh mengerjakan upacara Tijak Kepala dan Pemberian Gelar, dan beberapa kegiatan yang diperbolehkanseoerti upacara adat lain dari suku Dayak, kesenian dan Olahraga/ketangkasan.
Erau Sebagai Pesta Budaya
Kebijakan Pemerintah Kabupaten Kutai untuk menjadikan Erau secara tetap pada bulan September berkaitan dengan hari jadi kota Tenggarong, ibikota Kabupaten Kutai dan kesultanan Kutai Kartanegara.
Festival Erau yang kini telah masuk dalam calendar of even pariwisata nasional, tidak lagi dikaitkan dengan seni budaya Keraton Kutai Kartanegara tetapi lebih bervariasi dengan berbagai penampilan ragam seni dan budaya yang ada serta hidup dan berkembang di seluruh wilayah Kabupaten Kutai.


Bahasa
Masyarakat kutai memiliki banyak suku dan sub suku dengan bahasa yang beragam. Beberapa bahasa sub suku yang sudah tidak di pergunakan lagi atau sudah punah yaitu: umaa wak, umaa palaa, umaa luhaat, umaa palog, bang kelo, umaa sam. Bahasa tersebut dalulunya biasa digunakan oleh suku dayak hulu maupun hilir Mahakam. Saat ini bahasa Indonesia telah banyak dikenal oleh masyarakat kutai dan dipergunakan untuk acara-acara resmi dan untuk berkomunikasi dengan pihak luar daerah. Sedangkan bahasa suku hanya dipergunakan untuk berkomunikasi antar suku iut sendiri.
Seni drama kutai
Seni drama tradisional masyarakat kutai disebut mamanda. Istilah ini berasal dari pamanda yang artinya paman. Kata tersebut merupakan panggilan raja yang ditujukan kepada menteri” pamanda wajir dan pamanda mangkubumi”.
Seni drama tradisional pamanda merupakan pertunjukan yang sangat popular dimasa lalu. Acara ini selalu dipertunjukkan di acara perayaan nasional, perkawinan, khitanan dan sebagainya.
Pamanda dapat disejajarkan dengan kethoprak atau ludruk jawa. Jika jalan cerita yang disajikan dalam pamanda adalah kerajaan maka mamanda tersebut mirip dengan kethoprak. Namun jika yang dilakonkan adalah cerita rakyat biasa maka cerita tersebut mirip ludruk. Mamanda selalu menggunakan dua alat music gendang dan biola.
Kesenian ini sudah jarang dipentaskan secara terbuka. Namun pada saat pertunjukan erau dipertunjukkan secara terbuka untuk mengisi salah satu acara untuk menghibur rakyat.


Seni musik kutai
1. Tingkilan
Seni music khas suku kutai adalah tingkilan. Seni music ini memiliki kesamaan dengan kesenian rumpun melayu. Alat music yang digunakan adalah gambus (sejenis gitar berdawai 6) ketipung (semacam gendang kecil), kendang (sejenis rebana yang berkulit sebidang dan besar) dam biola.
Music tingkilan disertai dengan nyanyian yang dinyanyikan secara nersahut-sahutan, dengan isi lagu berupa nasehat-nasehat, percintaan, saling memuji atau bahkan ssaling menyindir atau saling mengejek dengan kata-kata lucu. Music tingkilan sering juga digunakan untuk mengiringi tarian khas kutai yaitu tari jepen.

2. Hadrah
Kesenian ini menggunakan alat music terbang atau rebana. Kesenian ini dibawakan dengan menabuh alat tersebut disertai nyanyian dalam bahasa arab yang diambil dari kitab barjanji.
Kesenian ini ditujukan untuk mengarak pasangan pengantin. Atau ketika mengarak pengantin pria menuju rumah pengantin wanita. Selain itu juga pada acara tasmiyah dan naik ayun.
Seni Tari
Seni tari di kutai dibagi menjadi 2. Yaitu:
1. Seni tari rakyat
Merupakan kreasi artistic yang timbul ditengah-tengah masyarakat umum. Gerakan tarian ini menggabungkan unsure-unsur tarian yang ada pada tarian suku yang mendiami daeraah tersebut.
Yang termasuk tarian rakyat yaitu:
a. Tari jepen
Tari jepen dipengaruhi oleh kebudayaan melayu. Tarian ini popular dikalangan masyarakat yang mendiami sekitar sungai Mahakam maupun daerah pesisir pantai.tarian ini biasanya dimainkan berpasang-pasangan, tetapi juga dapat dimainkan sendiri (tunggal). Tarian ini biasanya diiringi music tingkilan. Tarian ini berkembang sangat pesat hingga muncul kreasi baru seperti tari jepen tengku, tari jepen gelombang, tari jepan 29, tari jepen sidabil, tari jepen tali.
2. Seni tari klasik
Merupakan tarian yang tumbuh dikalangan keratin kutai kartanegara pada masa lampau.
Dahulu tarian ini adalah tarian wanita keratin kutai kartanegara, namun akhirnya tarian ini boleh ditarikan oleh siapa saja. Tarian ini diiiringi gamelan yang khusus di sajikan untuk para tamu yang berkunjung ke kutai nkartanegara dalam suatu upacara resmi. Penari tidak terbatas jumlahnya. Makin bnyak makin dianggap bagus.
Yang termasuk dalam seni tari klasik yaitu:
a. Tari ganjur
Tari ganjur merupakan tarian pria istana yang ditarikan berpasang-pasangan dengan menggunakan ganjur (gada yang terbuat dari kain dan memiliki tangkai untuk memegang). Tari ini diiringi music gamelan dan ditarikan pada upacara penobatan raja, pesta perkawinan, penyambutan tamu kerajaan, kelahiran dan khitanan keluarga kerajaan. Tarian ini banyak mendapat pengaruh dari unsure-unsur gerak tari jawa (gaya yogya dan solo)
b. Tari kanjar
Tarian ini tidak jauh berbeda dengan tari ganjur. Hanya saja tarian ini ditarikan oleh pria dan wanita dengan gerakan lebih lincah. Komposisi sgak longgar dan tidak terlalu ketat sehingga tarian ini dapat disamakan denga tari pergaulan. Dalam penyajiannya biasanya didahului oleh tari persembahan, karena tarian ini juga untuk menghormati tamu dan termasuk sebagai tari pergaulan.
c. Tari topeng kutai
Tarian ini asal mulanya memiliki hubungan dengan seni tari dalam kerajaan singosari dan Kediri. Namun gamelan yang mengiringi sedikit berbeda. Cerita yang dibawakanpun juga berbeda, demikian pula pada custum penarinya.
Tari topeng kutai terbagi dalam beberapa jenis sebagai berikut:
1. Penembe
2. Kemindhu
3. Patih
4. Temenggung
5. Kelana
6. Wirun
7. Gunung sari
8. Panji
9. Rangga
10. Tagoq
11. Bota
12. Tembam
Tari topeng hanya disajikan untuk kalangan keraton, sebagai hiburan keluarga dengan peneri-penari tertentu. Acara ini juga biasanya dipersembahkan pada acara penobatan raja, perkawinan, kelahiran, dan penyambutan tamu keraton.
d. Tari dewa memanah
Tarian ini dilakukan oleh kepala ponggawa dengan menggunakan sebuah busur dan anak panah yang berujung lima. Ponggawa mengelilingi temapt upacara diadakan sambil mengayunkan bususrnya keatas dan kebawah, disertai juga dengan bememang (membaca mantera) yang isinya meminta kepada para dewa agar mengusir roh-roh jahat, dan meminta ketentraman, kesuburan, kesejahteraan untuk rakyat.
e. Tari hudoq
Tarian ini dilakukan dengan memakai topeng kayu yang menyerupai binatang buas serta menggunakan daun pisang atau daun kelapa untuk menutupi tubuh si penari. Tarian ini erat hubungannya dengan suku dayak bahau dan modang. Tari hudoq dimaksud untuk memperoleh kekuatan dalam mengatasi hama perusak tanaman dan mengharapkan diberi kesuburan dengan hasil panen yang baik.
f. Tari hudoq kita’
Tari suku dayak kenyah ini prinsipnya sama dengan tari suku dayak bahau dan modang. Yakni untuk upacara menyambut tahun tanam maupun menunjukkan rasa terimakasih kepada dewa yang telah member panen yang baik. Perbedaanya ada pada topeng, kostum dan iringan music.

Kostum penari hudoq kita’ memakai baju lengan panjang dari kain biasa dan memakai kain sarung, dengan topeng berbentuk wajah manusia biasa yang banyak dihiasi dengan ukiran khas dayak kenyah. Ada dua jenis topeng tari hudoq kita’ yaitu terbuat dari kayu dan ada yang berupa cadar terbuat dari manic-manik dengan ornament dayak kenyah.
g. Tari serumpai
Tarian suku dayak benua dialkukan untuk menolak wabah penyakit dan mengobati orang yang digigit anjing gila. Tarian ini diiringi lat music serumpai (sejenis seruling bambu)
h. Tari belian bawo
Upacara belian bawo bertujuan untuk menolak penyakit, mengobati orang sakit, membayar nazar. Setelah diubah dalam bentuk tarian, tari ini sering dilakukan untuk menyambut tamu. Tarian ini berasal dari dayak benuaq


i. Tari kuyang
Sebuah tarian dari suku dayak benuaq untuk mengusir hantu-hantu yang menjaga pohon-pohon yang besar-besar dan tinggi-tinggi agar tidak mengganggu manusia atau orang yang menebang pohon tersebut.
j. Tari pecuk kina
tarian ini menggambarkan perpindahan suku dayak kenyah yang berpindah dari daerah apo kayan (bulungan) ke daerah long segar (kutai barat) yang memakan waktu bertahun-tahun.
k. Tari datum
Tari ini merupakan tariasan bersama gadis suku dayak
Kenyah yang berjukmbalah yang tak pasti, boleh 10-hingga 20 morang. Menurut riwayatnyatari bersama ini di ciptakanoleh se orang kepala sukudasyak kenyah di apo kayan yang ber nama nyik selung,sebagai tanda syukur dan kekegimbiraanatas kelahiran seorang cucunya ,kemudian tari iniberkembanga segenap daerah suku dayak kenyah
l. Tari ngerangkau
Tari ini merangkau adalah tarian adat dalam hal kematian dari suku dayak tanjung dan benuaq. Tari ini mempergunakan alat alt penumbuk padi yang di bentur-benturkan secara teratur dalam posisi mendatar sehingga menimbulkan irama tertentu.
m. Tari Baraka,bagantar
Awalnya baraga ‘bagantar upacara belian untuk merawat bayi dengan memohon bantuan dari NAYUN GANTAR .sekarang upacara ini sudah di ubah menjadi sebuah tarian oleh suku dayak benuaq,
n. Tari gantar
Tarian yang menggambarkan gerakan orang yang menanam padi ,tongat menggambarkan kayu penumbuk,sedangkan bambu serta biji-bijian di dalamnaya menggambarakan benih padi dan wadahnya.


0. Tari Kencet Papati/Tari Perang
Tari ini menceritakan tentang seseorang pahlawan dayak kenyah berperang melawan musuhnya ,gerakan ntarian ini sangat lincah,gesit penuh semangat dan kadang –kandang di ikuti oleh pekikan si penari
Dalam tarian ini kencet pepati penari mempergunakan pakaian tradisional suku dayak kenyah di lenglkapi dengan perlengkapan perang dan seperti mnadau perisai dan baju perang . tari ini di iringi dengan lagu sak paku dan hnaya menggunakan alat music sampae
p. Tari kancet ledo/tari gong
Jikia tari kancet pepatay menggambarakan kejantanan dan keperkasaan pria dayak kenyah , sebaliknya tarian kancet ledo menggambarkan kelemah lembutan seorang gadis bagai sebatang padi yang bmeliuk-liuk lembut di tiup oleh angin .
Tari ini di bawah oleh seorang wanita dengan memkai pakain tradisional suku dayak kenyah dan pada ke dua tanganya memegang rankain bulu- bulu ekor burung enggang .biasanya tari ini di tarikan di atas sebuah gong sehingga kancet ledo di sebut juga tari gong
q. Tari kancet lasan
Menggambarkan sehari –hari burung enggang ,burung yang di muliakan oleh suku dayak kenyah karena di anggap sebagai tanda keagungan kepahlawanan. Tari kancet lasan merupakan tarian tunggal wanita suku dayak kenyah yang sama gerak dan posisinya seperti tari kancet ledo, namun si penari tidak mempergunakan gong,dan bulu –bulu burung enggang dan juga sipenari banyak mempergunakan posisi merendah, dan berjongkok /dudukdengan lutut menyentuh lantai. Tarian ini lebih di tekan pada gerak gerak burung enggan ketika burung enggang ketika ter bnag melayang dan hinggap ,tertengger di dahan pohon .
r. tari leleng
Tari ini menceritakan seorang gadis bernama utan Along yang akan di kawinkan secra paksa oleh orang tuanya dengan pemuda yang tak di cintainya.utan alon akhirnya melarikan diri kedalam hitan.tarian gadis suku dayak kenyah,ini di tariakn di iringi dengan lagu leleng.
Suku dayak memiliki bermacam alay music, baik berupa alat music petik,pukul dan tiup.dalam kehidupan sehari – hari suku di pedalaman ini.musik juga merupakan sarana yang tidak kalh penting untuk menyampekan maksud – maksud serta puja dan puji kepada yang kuasa, baik terhadap roh-roh maupun manusia bias biasa. Selain itu music alat –alat music ini di gunakan untuk mengiringi ber macam macam tarian. Seperti halnya dalm seni tari , pada seni music pun mereka memiliki beberapa bentuk ritmesera lgu lagu tertentuuntuk mengiringi suatu tarian dan upacara-upacara tertentu masing –masing suku memiliki kekhasanya sendri sendri.

Gendang Ada beberapa jenis gendang yang di kenal suku dayaktanjung
. prahi
. gimar
Tuukng tuat
.pampong
Genikng Sebuah gong besar yang juga di gantungkan pada sebuah standar ( tempat gantungan )seperti halnya gong jawa
Gong Sama seperti gong di jawa dengan dia meter 50-60cm
Glunikng Sejenis alat music pukul yang bilah-bilahnya yang terbuat dari kayu ulin . mirip alat music saron di jawa
Jantung tutup Sejenis alat music pukul dari kayu yang berbentuk gambang. Memiliki 12 kunci yang tergantung dari atas sampai bawah dan dimainkan dengan kedua belah tangan.
Kadire Alat music tiup yang terbuat dari pelepah batang pisang dan memiliki 5 buah pipa sumbu yang dibunyikan dengan mempermainkan udara pada rongga mulut yang menghasilkan sura dengung.
Klentangan Alat music pukul yang terdiri dari 6 buah dong kecil tersusun menurut nada-nada tertentu pada sebuah tempat kedudukan terbentuk semacam kotak persegi panjang (rancak). Bentuk alt music ini mirip denga boning di jawa. Gong-gong kecil terbuat dari logam sedangkan tempat duduknya terbuat dari kayu.
Sampe Sejenis gitar atau alat music petik dengan dawai berjumlah 3 atau 4. Biasanya diberi hiasan atau ukiran khas dayak.
Suling Alat musik tiup yang terbuat dari bambu.
Ada beberapa jenis seruling:
1. Bangsi/seruani
2. Suling dewa
3. Kelai
4. tompong
Taraai Sebuah gong kecil yang digantung pada sebuah standar.(tempat gantungan). Alat pemukul terbuat dari kayu agak lunak.
Uding (uring) Sebuah kecapi 0 yang terbuat dari bamboo atau batang kelapa. Alat ini dikenal juga sebagai genggong (bali) atau karinding (jawa barat)

No comments:

Post a Comment