Thursday, November 16, 2017

Why You Hate Chines ?


Di dalam buku Ringkasan Ilmu Logika karya Hasan Abu Amar terdapat pembahasan tentang asal muasal pembagian ilmu maka sudah barang tentu dan tak asing bagi kita medengar tentang ilmu wahmi (estimative faculty) yaitu sesuatu yang tidak material dan tidak mempunyai ukuran, seperti sedih, senang, marah, benci, cinta, kasih, sayang, cemburu, takut, berani dan lain sebagainya dimana sub pebahasan ini hakikatnya adalah fitrah yang ada didalam diri manusia.



Gejolak - gejolak rasa ini tidak bisa diukur dengan sebuah kata – kata dan timbul dengan sendirinya melalui berbagai media seperti indra dan hayal sehingga manusia sendiri kandang tak mampu membendungnya. Dia eksis didalam diri manusia namun tak tampak secara kasat mata dan hanya mampu diutarakan dengan simbol – simbol, analogi serta kiasan – kiasan agar bisa dipahami dengan mudah oleh sang pemberi dan penerimanya.

Seperti tema yang dicantumkan diatas maka yang akan dikemukakan dalam tulisan ini adalah kata “benci”. Benci adalah ketika orang yang kamu cintai di telikung oleh teman dekatmu (tidak berdarah tapi sakit), benci adalah ketika papa dan mamamu tidak membelikan motor seperti di sinetron anak jalanan, benci adalah ketika kucing mengambil ikan satu – satunya yang kau miliki, benci ialah ketika engkau menagih utang kepada temanmu namun kamu yang menjadi sasaran amarahnya, benci ialah ketika mencoba mendahului emak – emak di jalan raya, benci adalah ketika ayam yang telah kau besarkan terkena perempahan, benci adalah ketika sesuatu yang menjadi hak mu diambil oleh orang lain, benci adalah ketika kemerdekaanmu direnggut, benci adalah ketika harapan – harapan yang ingin kau gapai menjadi sirna.

Oh my god, begitu banyak macam – macam kebencian yang mengitari didalam kehidupan kita, ia sangat dekat dengan langkah – langkah kita, kebencian akan suatu permasalahan bagaikan bom waktu yang kapan saja bisa meledak dan mampu menjadi pemicu untuk meledakkan bom – bom waktu yang lain, maka jika itu yang terjadi bersiaplah menerima dampak – dampaknya. Tentu sebagai manusia normal kita menginginkan kehidupan yang damai tanpa adanya perselisihan dan perseteruan yang mengarahkan kita pada perpecahan serta akan membuat kekacauan, hal ini bermula dari terjangkitnya penyakit hati didalam diri.Kebencian inilah yang ingin dihilangkan oleh Naruto di dunia shinobi.

Belakangan ini di Indonesia terdapat persoalan yang menggelikan ketika setelah 72 tahun kemerdekaan terdapat ujaran – ujaran kebencian atas sesama warga negara, lebih khususnya benci dengan klan china bahkan banyaknya ketakutan akan dijajahnya Indonesia oleh Republik Rakyat Tiongkok dengan posisi politik internasional yang di issue kan sembarangan sehingga berpotensi memperpecah belah diranah horisontal masyarakat Indonesia sendiri. Maka dengan lantangkukatakan, sungguh hal ini adalah tindakan yang menyebalkan..!!!
Mengapa demikian ?, berikut penjelasannya :

1.      Setiap negara pasti ada sistem administrasi kenegaraan dimana mereka mempunyai otonomi untuk memperkuat otoritas, independensi dan jika di indonesia ada yang namanya permusyawaratan antar lembaga negara dalam melakukan kebijakan luar negeri.Semua negara pasti memerlukan atau berhubungan dengan negara lain sebagai bentuk kerjasama yang saling menguntungkan, sebagaimana sebagai person kita juga memerlukan hal itu.
Jadi apa yang kita khawatirkan saat ini terhadap tiongkok, bangsa – bangsa asia, kawasan timur tengah dan eropa adalah dugaan – dugaan manja tanpa landasan ilmiah.

2.      Yang menjadi kekeliruan sehingga timbulnya perasaan dengki didalam diri kita adalah cara pandang generalisasi persoalan atau menuduh secara keseluruhan terhadap tindakan human eror di suatu kelompok. Misal ketika ada pejabat dari golongan Islam atau Agama lainnya melakukan tindakan korupsi maka semua orang yang Islam atau beragama dianggap koruptor. Contoh lain ketika ada yang orang dari suku kita yang bertindak amoral maka suku itu di tuduh secara keseluruhan sebagai pelaku amoral.
Cara berfikir yang kolot seperti ini seyogyanya sudah sirna didalam kehidupan kita, sesuai dengan banyaknya ungkapan – ungkapan writers dan aktivis sosial media lainnya, apakah salah ketika seorang anak dilahirkan sebagai keturunan china ? jika salah, maka Tuhan tidak adil !
Mengapa demikian ? karena semua makhluk baik manusia dan alam semesta ini adalah ciptaan Tuhan yang mempunyai porsi masing – masing untuk menjalankan hukum – hukum yang dibuat oleh-Nya. Tuhan akan berlaku Dzholim jika menciptakan sesuatu tanpa faedahnya. Namun jarang dari kita memikirkannya.

3.      Perlu disadari bersama bahwa Bangsa kita yang besar dan diantara ratusan suku yang didalamnya ada klan china/tionghoa telah bahu membahu membangun bangsa seperti yang kita rasakan saat ini. Anda bisa rasakan secara nyata ketika tidak ada clan ini, tentu akan memberatkan kehidupan anda misal ; Smart Phone, coba kita ingat – ingat kembali dilingkungan keluarga kita apakah tidak ada orang yang menggunakan media komunikasi yang berasal dari china ?, oke mungkin karena persoalan bisnis antar negara, persoalan ini bisa kita kesampingkan. Selanjutnya adalah persoalan tempat kita tinggal atau rumah, di era milenial ini anda bisa chek toko bangunan dilingkungan anda berada, apakah tidak terdapat klan china didalamnya yang berani jual dengan harga rendah dan konsisten merayu pembeli degan berbagai rethorika marketing?. Aku rasa tidak..!!! shanya mereka dan kekuatan koneksi mereka yang saat ini mampu mengelolanya. Belum lagi kebutuhan pangan kita, peralatan dapur, kosmetik, perfileman dan lain sebagainya banyak sekali didominasi orang indonesia keturunan china yang bertebaran membangun ekonomi mereka dan menghidupi kebutuhan masyarakat lintas suku.

4.      Selanjutnya tentang persoalan keeksklusifitasan atau ketertutupan yang dimiliki oleh klan ini, baik prilaku kehidupan sehari – hari dalam pergaulan sampai pada hubungan kawin silang yang sangat sulit dilakukan. Pemuda – pemuda jomblo di era reformasi hingga milenial ini  mengatakan susah dapetin cewek keturunan china. Tradisi mereka ini yang kadang membuat orang – orang jengkel !, Namun apakah kita ber hak membenci mereka ?
Padahal, semua suku pasti mempunyai karakteristik dan budaya masing – masing yang hingga kini masih dipertahankan, dengan filosofi hidup itulah yang membuat suku itu tetap eksis hinga kini. Dan sekali lagi, kita tidak bisa mengeneralisasi bahwa mereka totalitas eksklusif karena banyak dari bereka pula yang inklusif (terbuka) baik pergaulan maupun hubungan lain. Begitu pula dengan suku – suku lain yang ada di Indonesia bahkan di Dunia.

Tidak bermaksud untuk mengunggulkan ras kulit putih ini, melainkan hanya ingin membuka cara pandang kita dalam menghadapi problematika sosial yang berkembang, bahwa pada hakikatnya bangsa kita menerima berbagai elementasi suku yang membawa pesan kedamaian dan ketentraman ditanah air tercinta ini dengan membawa spirit persatuan. Persaingan antar manusia dan kelompoknya didalam melakukan sebuah usaha – usaha peningkatan kualitas hidup haruslah berjalan dengan fair dan dengan sikap yang dewasa. Memperuncing perbedaan adalah bisikan iblis untuk membuat hati kita waswas dan selalu berfikiran negatif dalam menilai orang lain sehingga berpotensi terjadinya perpecahan yang dengan perbuatan itu harapan – harapan untuk membangun dan mengisi dunia ini dengan keindahan menjadi berantakan. Mengasah perbedaan berati menjaga jarak untuk bersatu dan jika hal ini terus dilakukan maka akan membuat ketentraman dan ketenangan didalam kehidupan kita menjadi hilang.

Mulailah untuk mengambil langkah yang produktif untuk bersaing dengan membangun komunikasi yang baik antar sesama anak Bangsa tanpa melihat suku, ras dan agama, sebab potensi kebaikan yang ada didalam diri manusia tidak memandang itu. Bahkan jika kita mampu bersatu diantara banyaknya perbedaan maka kita akan menjadi pelangi yang indah di langit yang biru, dimana pelangi – pelangi tersebut adalah ciptaan Tuhan.

Tentangan untuk menjadi Negara besar dengan beragam ideologi dan bentuk tidaklah mudah, banyak pekerjaan – pekerjaan rumah berupa kasus bullying terhadap anak – anak atas nama perbedaan suku dan agama yang harus kita hilangkan, masih cepatnya orang – orang kita terpropokasi jika disulut dengan hal – hal yang berbau kesukuan dan hal yang berbau keyakinan, masih banyak ego – ego yang harus diredam oleh kita semua. Dimana dari kejadian yang terjadi ini mengharuskan kita untuk mengikat kembali sumpah setia kita untuk mentaati peraturan yang ada di Negara ini, bahwa untuk memperkuat kesatuan dan persatuan tidaklah cukup hanya dengan tulisan ini, tidak cukup kalau hanya dikerjakan oleh pemerintah, tidak cukup jika hanya melalui pemasangan sepanduk yang menyatakan kita satu, tidak cukup jika hanya dilakukan oleh segelintir kelompok saja, karena persatuan membutuhkan gerak bersama, maka gerakan persatuan diantara banyak perbedaan inilah yang harus dikedepankan.

Membenci sebenarnya adalah kebutuhan bagi kita, anda bisa bayangkan jika kita tidak membenci sesuatu yang kotor, sesuatu yang negatif dan sesuatu yang berefek kepada keburukan bagi kita. Namun banyak kesalah artian bagi kita dalam menghadapi kebencian ini dan mengambil langkah – langkah yang bahkan kita sendiri membencinya, padahal kebencian ini kebanyakan bersifat sementara dan selanjutnya ketika kita sudah memahami obyek dari kebencian tersebut maka kebencian itu bisa jadi akan menjadi sirna.

Bahwa disini kita harus melihat dari pandangan yang luas dan pemahaman yang mendalam terhadap fenomena – fenomena yang terjadi, karena segala sesuatu pasti ada maknanya !
Berlebihan dalam membenci yang dilakukan secara berkelanjutan dan menjadi karakter didalam diri akan membuat manusia sulit mengontrol prilaku diri dan pasti akan terpuruk didalam angkara murka ilahi dan permasalahan yang medalam dengan sesama manusia.

Maka membencilah dengan argumentasi yang jelas....!!!

No comments:

Post a Comment