Friday, June 10, 2016

Pemuda Muslim di Bulan Ramadhan Al –Karim


Mengawali tulisan ini marilah kita brsama – sama menyimak Khutbah Nabi Muhammad Saw menjelang datangnya bulan Ramadhan yang diriwayatkan oleh sepupu sekaligus menantunya yaitu Sayidina Ali Bin Abi Thalib KW yang berbunyi ;
“ Wahai manusia, sesungguhnya telah datang pada kalian “Bulan Allah” yang penuh berkah, rahmat dan maghfirah yaitu bulan yang disisi Allah lebih mulia dari bulan – bulan lainnya, hari – harinyapun lebih utama dari hari – hari (dibulan) lainnya, malam malamnya lebih utama dari malam – malam biasa, detik – detiknya pun lebih utama dari detik – detik dibulan lainnya. Dimana, pada masa – masa itu kalian diundang dalam sajian dan jamuan ilahi dan kalian dijadikan tamu istimewa dihadapan-Nya. Nafas – nafas yang kalian hembuskan (dibulan ini) sama degan ucapan “tasbih” tidur kalian, tidur yang kalian lakukan adalah ibadah, amal – amal kalian akan ditrima disisi-Nya, doa – doa yang kalian panjatkan akan dikabulkan oleh-Nya. Maka, mintalah pada Tuhan kalian dengan ketulusan niat serta kesucian hati agar dianugerahkan kesuksesan dalam menjalankan ibadah puasa dibulan ini dan juga dalam membaca kitab suci Al-Quran. Sesungguhnya hanya orang yang sangat ‘Celaka dan Durjana’ sajalah (ketika Bulan yang mulia ini berlalu) sedangkan dia tidak mendapat ‘Ampunan Tuhannya’. Ingatlah ketika kalian lapar dan dahaga tentang bagaimana lapar dan dahaganya (kelak) dihari pembalasan, perbanyaklah kalian bersedekah pada Fakir Miskin di antara kalian, hormatilah orang – orang tua diantara kalian, sayangilah anak – anak yang lebih muda, sambung tali silaturahmi,jagalah lidah – lidah kalian dari ketergelinciran, palingkanlah penglihatan kalian dari apa – apa yang diharamkan untuk di lihat, juga bagi yang tak patut didengar oleh telinga – telinga kalian. Berbelas kasihlah pada anak – anak yatim oranga lain, agar anak – anak kalian (kelak) mendapat perlakuan yang sama dari orang, bertaubatlah kalian dari dosa yang kalian pernah perbuat, angkatlah kedua tangan kalian sambil memunajatkan doa – doa di setiap shalat – shalat kalian, karena pada saat – saat seperti itu, Allah Swt senantiasa melimpahkan cucuran Rahmat pada hamba – hamba Nya. Dia Allah akan menjawab ketika diminta, menyambut ketika diseru dan akan mengkabulkan permohonan ketika hamba – hamba-Nya berdoa. Wahai Manusia, sesungguhnya jiwa – jiwa kalian tergadai oleh amal perbuatan kalian, maka lepaskanlah belenggu itu dengan istighfar – istighfar kalian. Pundak – pundak kalian telah berat menanggung beban (dosa-dosa), maka ringankanlah beban tersebut dengan memperlama sujud – sujud (disetiap shalat) kalian. Ketahuilah, Wahai Manusi,  sesungguhnya Alaah yang Maha Tinggi tlah bersumpah demi keagungan dan kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan menyiksa (di hari pembalasan kelak) hamba-hamba-Nya yang senantiasa melaksanakan shalat dan bersujud kaepada-Nya dan pula si hamba, tidak akan dibayang – bayangi rasa ketakutan pada Api Neraka ketika semua manusia menghadap memenuhi panggilan-Nya. Wahai Manusia, Barangsiapa diantara kalian memberi makan (menjamu) seorang mukmin yang (hendak berbukan puasa) dibulan suci ini, maka pahalanya sama dengan memerdekakan seorang budak serta akan mendapatkan “pemutihan” dari dosa-dosa yang pernah dilakukan. Salah seorang yang hadir kala itu berkata : “ wahai Rasulullah, tidak semua dari kami mampu melakukan hal seperti ini (dalam menjamu bagi yang akan berbuka puasa)”. Rasulullah Saw menjawab : “ selamtkan dirimu dari Api Neraka walaupun dengan sebiji kurma. Bebaskan dirimu dari Api Neraka walaupun dengan seteguk air.  Wahai manusia, barang siapa diantara kalian yang berprilaku (Akhlak) mulia dibulan ini, niscaya dia akan sangat mudah melintasi shiratal Mustaqim, dimana pada saat – saat seperti itu semua kaki akan mudah tergelincir diatasnya. Barangsiapa yang meringankan tugas seorang hamba (seperti pembantu rumah tangganya, karyawan, dsj) dibulan ini, Niscaya Allah akan meringankan pula dosa-dosa timbagnan hitungan amalnya, barangsiapa yang menahan diri dari perbuatan jahat pada orang lain dibulan ini, niscaya Allah akan menahan  “Amarah Murka Nya” di saat si hamba berhadapan dengan-Nya, Barangsiapa memuliakan (menyantuni) anak yatim dibulan ini, Maka Allah akan memuliakannya tatkala si hamba berhadapan dengan-Nya. Barang siapa menyambung tali persaudaraan dengan bersilaturahmi dibulan ini, niscaya Allah akan mencucurkan Rahmat-Nya pada saat si hamba berhadapan dengan Nya. Barang siapa yang memutuskan tali persaudaraan di bulan ini niscaya Allah akan memutuskan limpahan Rahmat-Nya ketika si hamba berhadapan dengan Nya. Barng saiapa yang mengisi hari dan malamnya dengan shalat – shalat Sunnah maka Allah akan mencegah dia dari jilatan Api Neraka. Barang siapa yang menunaikan satu ibadah Fardhu (wajib) dibulan ini, maka pahalanya akan sama degan dia menunaikan 70 (tujuh puluh) ibadah fardhu dibulan lainnya.  Barang siapa yang memperbanyak shalwat padaku dibulan ini, niscaya Allah akan memperberat timbangan amal (bail)nya, pada saat dimana neraca – neraca  (amal baik) menjadi ringan. Barang siapa yang membaca satu ayat dari Al-Quran di bulan ini maka pahalanya akan sama dengan dia menghatamkan Al-Quran di bulan lain. Wahai manusia, sesungguhnya di bulan ini pintu – pintu surga dibuka oleh karena itu mintalah kalian pada Allah agar tidak menutupinya untuk kalian kelak, pintu – pintu Neraka di bulan ini ditutup maka memohonlah pada Tuhan kalian agar tidak membukanya untuk kalian kelak, setan – setan di bulan ini dibelenggu, maka mintalah pada Tuhan kalian agar jangan diberikan kesempatan padanya hingga dapat menguasai jiwa – jiwa kalian. Lalu, Sayidina Ali bin Abi Thalib Kw berdiri dan bertanya : “ Wahai Rasulallah, apakah amal yang paling mulia dan Afdhol di bulan ini?”. Rasulullah Saw menjawab : “Wahai Abal Hasan (Ali bin Abi Thalib), Amal paling mulia dan afdhal dibulan ini adalah menjaga diri dari perkara – perkara yang diharamkan oleh Allah”.
Alhamdulillah kita diberikesempatan untuk bertemu Bulan yang penuh berkah ini. Writer mengucapkan selamat melaksanakan Ibadah Puasa bagi umat muslim dimanapun saudara berada, dan selamat menjalankan amalan – amalan serta aktifitas – aktifitas lainnya.
Diantara kita semua mungkin sudah banyak mendengar hadits – hadits dan apa – apa saja yang disunahkan oleh Pendiri Agama ini yaitu Rasulullah Saw tentntang keutamaan – keutamaan bulan suci Ramadan Al – Karim, sebagaimana khutbah Nabi diatas begitu banyak hikmah – hikmah, anjuran – anjuran dan nasihat – nasihat yang bisa kita ambil dalam menjalankan ibadah kita. Oleh karenanya perlu adanya sebuah penalaran – penalaran yang bisa kita jadikan spirit atau motivasi dalam menjalankannya.
Euforia  menyambut kedatangan bulan ini begitu semarak di berbagai belahan dunia, kebahagian umat muslim terlihat dari berbagai ekspresi yang dikeluarkan baik yang bersifat positif dan tak jarang yang menuai kontroversi. Dari shalat tarawih berjamaah hingga membangunkan orang untuk sahur, dari buka puasa bersama hingga sahur bersama, dari tadarus bersama hingga tadarus dalam kesendirian. Aktifitas – aktifitas ini lazin dan menjadi tradisi Umat muslim khususnya di Indonesia, ada berbagai macam cemoohan di sosial media yang kerap kali jadi sorotan publik mengenai remaja kita yang selfie saat terawih dan disebut ada unsur riya’ didalamnya, pemuda yang membangunkan sahur dengan musik – musik yang keras dan cendrung menggangu waktu istirahat, speaker mushola dan masjid yang 24 jam nonstop juga hingga saat ini menjadi perbincangan,
Ada sebuah nilai positif dan nilai negatif yang kita sendiri bisa memilahnya. Namun pada saat ini yang menajadi perhatian kita adalah bagaimana generasi muda menjalankan ibadahnya. Ada sebuah gerakan terstruktur dan sistematis yang membuat sebagian besar dari kita lalai dan melewatkan bulan ini dengan sia – sia. Gerakan individualistik yang menyerang pola berfikir generasi kita sehingga membuat apatis atau tidak perduli dengan lingkungan sosial, padahal salah satu alasan berpuasa adalah bagaimana kita bisa merasakan yang orang lain bisa rasakan ketika mereka tidak mempunyai apa – apa untuk dimakan.
Momentum bulan suci ramadhan adalah sarana kita untuk meningkatkan keta’atan kita kepada Sang Pencipta dengan limpahan peluang pahala dan pengampunan dari-Nya. Selayak sebagai generasi muda umat Islam yang mempunyai spirit yang tinggi dan rasa ingin tahu yang menggebu – gebu terus mencari nila – nilai atau memakrifati ke Angungan dan ke Esa an Tuhan dengan mengadakan majelis ilmu, karena dengan adanya majelis yang bernuansa keilmuan akan memberikan pencerahan bagi kita untuk membuka ruang – ruang baru dalam menggali potensi yang ada di diri kita. Di bulan ini pula kita berikan anugerah waktu yang panjang dan mulia di hadapan Tuhan untuk melakukan amalan – amalan yang membuat hati kita menjadi lembut dan peka dalam menjalankan kehidupan sehari – hari.
Penambahan pemahaman pengetahuan dan kelembutan hati akan membentuk sebuah pribadi baru yang mempunyai mentalitas yang baik untuk menjawab tantangan zaman. Penyegaran diri setelah ditempa di bulan ini akan menjadi butiran baru yang akan menghantarkan kita pada kualitas pekerjaan, passion, hobby dan karya yang kita buat.  
Selain itu dengan adanya mentalitas yang baik tentunya akan membentuk Pola fikir yang baru dalam menanggapi kondisi kemuanusiaan yang ada dilingkup global yang hinggga saat ini belum terpecahkan karena absennya kita dalam pengetahuan internazionalism, ketika kita telah merasa kenyang saat berbuka puasa maka kita merasakan pula indahnya kemerdekaan dari rasa lapar. Hal ini selayaknya juga menjadi perhatian  kita akan Kemerdekaan Bangsa Palestine yang hingga saat ini belum berbuka dari keterjajahan, mereka berpuasa selama puluhan tahun, mencari pembela dan melawan penjajah dengan senjata seeadanya. Saat ini mungkin kita belum bisa berbuat apa – apa untuk berkonstribusi secara langsung terhadap mereka yang menderita, namun munculnya rasa empati kita adalah sebuah kemajuan yang baik sehinggga dengan itu kita terus menus meningkatkan peran kita untuk membantu mereka yang tertindas. Kita diingatkan kembali dengan apa itu dijajah dan apa itu penjajah, mana yang menjadi teman dan siapa yang jadi lawan.
Pemuda muslim haruslah menjadi pelopor dalam melaksanakan kegiatan – kegiatan keagamaan...
Pemuda muslim hendaknya unggul dalam kegiatan sosial.....

Karena yang dibutuhkan dalam perjuangannya bukanlah modal materinya melainkan modal spiritnya dan hal itu hanya dimiliki kaum muda....

No comments:

Post a Comment