Thursday, October 27, 2016

BUAT TERUNA DARA KUTAI KARTANEGARA 2016


Teruna dan Dara atau dalam Bahasa Indonesianya adalah putra dan putri dalam hal ini di  Kutai Kartanegara adalah corong pengetahuan bagi masyarakat dunia tentang keindahan pesona bumi Kutai (Heart of Kalimantan).

Ajang audisi putra dan putri terbaik ini telah banyak melahirkan alumnus – alumnus yang tampan – tampan dan cantik – cantik dengan kualifikasi kecerdasan di atas rata – rata bahkan para finalis ini telah banyak mengikuti pelatihan – pelatihan dan kegiatan – kegiatan sosial guna menambah pengetahuan dan pengalaman sebagai syarat untuk menyandang sebagai finalis.

Sebagai sesama dengsanak (saudara) yang hidup serumpun dalam tulisan ini saya akan menambahkan beberapa informasi  dari segi ekonomi dan keberlanjutan pariwisata kita di  kabupaten kaya dan berbudaya ini.

Seperti dalam tulisan – tulisan sebelumnya, berbicara tentang ekonomi adalah berbicara tentang pondasi Pendapatan Daerah kita karena, pokok bahasan ini adalah bagian integral dari perkembangan berbagai sektor dan berpengaruh pada sektor lainnya termasuk pariwisata. Oleh karenanya saya rasa penting bagi saudara untuk mengetahuinya.

Seperti yang anda ketahui bahwa Pondasi Ekonomi kita di Kutai Kartanegara saat ini tertumpu pada hasil minerba (mineral dan batu bara) yang dengan hasil tersebut Daerah kita mendapatkan fee dari perusahaan yang beroperasi dan dengan aturan perundang – undangan yang berlaku dengan Pemerintah Pusat yang secara sederhana disebut dengan Dana Bagi Hasil (DBH).

Tahun 2014 adalah puncak tertinggi dari APBD kita yaitu mencapai 9 T dan dari segi ketenaga kerjaan kita pada posisi yang optimal. Seiring berjalannya waktu semua berubah setelah negara api menyerang (maksudnya Harga Minyak dan Batubara Turun). Dampaknya adalah banyak karyawan dirumahkah dan berhematnya PNS serta para kontraktor karena penurunan Anggaran Daerah atau bahasa yang lagi tren-nya “Defisit).

Dengan adanya gejolak yang mendebarkan ini. Maka para karyawan,PNS dan kontraktor akan berfikir keras untuk memenuhi kebutuhan primer atau mencari cara agar tidak tergantung lagi dengan pendapatan seperti biasanya sehingga hal ini bedampak pada sektor pariwisata.Logika sederhananya, jika untuk memenuhi kebutuhan primer sudah menjadi sesuatu yang sulit, apalagi dengan kebutuhan skunder bahkan tersier dalam hal ini pariwisata bukanlah katagori kebutuhan primer.  Artinya dari sektor pariwisata juga mengalami penurunan pengunjung yang mayoritas dari wisatawan lokal.

Lalu bagaimana dengan orientasi dari ajang yang saudara ikuti ?

Saya secara pribadi memberikan apresiasi kepada panitia penyelenggara Teruna dan Dara Kutai Kartanegara tahun 2016 bisa menyelenggarakan kegiatan dengan maksimal ditengah himpitan ekonomi atau defisitnya anggaran pemerintah. Konsistensi ini haruslah terus digalakkan karena berkesenian, berbudaya dan berkreatifitas adalah fitrah manusia yang tidak pernah akan mati.

Selanjutnya saya ucapkan selamat kepada Teruna Ardi Maroni dan Dara Niluh Nyoman Mera T.R  karena telah menajadi Idola baru pilihan pemirsa di Kutai kartanegara serta menjadi duta atau perwakilan Daerah dalam bidang kepariwisataan. Harapan saya dengan semangat muda saudara dan saudari sekalian bisa membawa perubahan yang lebih maksimal bagi peningkatan kepariwisataan di  odah yang etam cintai ini.

Kepada seluruh elementasi penyelenggara baik peserta, panitia dan dewan juri seberataan,Sekarang saatnya kita sedikit menggeser paradigma berfikir kita yang tadinya bergantung menjadi yang “digantungi”. Maksudnya adalah jika saat ini kita masih tergantung pada APBD, maka kedepan dengan perlahan kita berusaha menghidupi APBD dengan mengolah tempat wisata kita menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Saya yakin dan percaya banyak diantara kita pesimis untuk menjadikan budaya dan wisata sebagai ujung tombak dalam peningkatan Pendapatan Daerah, namun jika hal itu adalah passion anda maka berfikirlah yang terbaik walau mentalitas sebagian besar dari kita atau sistem kita sudah terbiasa dengan hanya menerima dorongan dari pemerintah.

Sebenarnya banyak sektor dan potensi yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan Pendapatan tim Pengelola Pariwisa yang berefek kepada peningkatan pendapatan Daerah diantaranya adalah dengan menggandeng pihak ketiga untuk menjadi sponsor.

Tentunya perusahaan swasta membutuhkan pencitraan dan juga ketepatan untuk memberikan CSR (Corporate Social Resposibility) atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan kepada masyarakat. Kebutuhan dan ketepatan ini tentunya mempunyai indikator – indikator diantaranya basis massa besar, fasilitas yang memupuni dan optimalisasi destinasi yang ramai dikunjungi. Dan semua itu sudah anda miliki, tinggal bgaimana mengolahnya.

Kepada pemerintah daerah agar bisa mendorong kebijakan dengan memberikan peran kepada anak muda dalam kreasinya membangun kepariwisataan di Kutai Kartanegara. karena banyak hal – hal belakangan ini dikerjakan oleh yang bukan ahlinya atau hanya kepada kepentingan sesaat dengan tidak mengedepankan orientasi dari pekerjaan tersebut serta kurang terorganisirnya organisme kerja dilapangan. dan penting juga dilakukan pemerintah adalah selalu memback up dalam bentuk kekuatan pengaruh agar mempermudahkan bagi anak muda tersebut untuk mencari sumber penghasilan untuk daerah ini.


Demikian dari saya, mohon maaf jika tulisan ini membebankan saudara dan saudari semua, bahwa semakin kita mempunyai kekuatan yang besar maka semakin tinggi beban yang kita tanggung.

2 comments: