Saturday, December 24, 2016

MOM


Ibu adalah sosok manusia yang menjadi perantara Tuhan untuk menciptakan kita di dunia ini. Ibu adalah sekolah pertama bagi sebagian besar umat manusia yang mengajarkan bahasa, cinta dan kasih sayang. Ibu tak ubahnya seperti bidadari tak bersayap yang di turunkan Tuhan bagi kita, agar kita terjaga disetiap malam. Sungguh Tuhan telah menitipkan rasa cinta yang mendalam bagi seorang ibu agar tetap kuat menjaga anaknya didalam kesunyian. Selain Adam, tiada manusia yang lahir di dunia ini tanpa sosok seorang ibu.

Benar yang dikatakan para ibu – ibu bahwa hari ibu adalah setiap hari bukan hanya momentum tahunan, karena memang mereka pantas untuk mendapatkannya.

Seseorang tak dapat menghitung hak – hak ibunya dan tak dapat memenuhi hak – haknya. Satu malam yang dijalani oleh seorang ibu dalam mengurus anaknya nilainya lebih besar daripada tahun – tahun kehidupan ayah yang setia. Kelembutan dan Kasih sayang yang terkandung dalam mata yang berbinar seorang ibu adalah kilatan kasih sayang Tuhan pencipta Alam (Khomaini).

Banyak kesalahan – kesalahkan bahwa kedurhakaan yang kita lakukan saat ini dan yang terdahulu kepada ibu kita, namun lihatlah wajahnya entah dia telah kembali atau masih kita jumpai, terpancar pintu maaf dan kasihnya.

Dahulu kala sosok perempuan dipandang sebagai aib oleh para manusia durjana yang menganggap perannya sangat terbatas dan tidak bisa dijadikan kebanggan sebagaimana kaum pria. Perlakuan mereka terhadap Bunda Maryam (maria) binti Imran, ibunda dari Isa Al-Masih (Yesus) saat umur 6 tahun sudah merasakan diskriminasi dan kekerasan fisik oleh umat yang mengaku wakil Tuhan. Anda mungkin pernah mendengar tingkah laku kaum yang membunuh bayi perempuan (calon ibu) dikubur dalam keadaan hidup – hidup. Kejahatan ini terus berlanjut dari era ke era.

Alangkah malangnya di era ini, sosok ibu masa depan di eksploitasi sebagai pengumbar nafsu dengan mengatasnamakan profesionalisme kerja dan trand kekinian. Pemudi kita di hinakan atas nama cinta dan kasih sayang, gadis – gadis kita hidup dalam dunia kebebasan yang menjatuhkan. Ada kekuatan besar yang tanpa sadar membuat perempuan kita kehilangan kehormatannya. Hal ini membuktikan bahwa dahulu wanita di aniaya dan dilecehkan secara terang - terangan, sekarang secara automatics wanita dilecehkan oleh lingkungan yang membuatnya berubah.

“Pohon yang baik tumbuh dari benih, perlakuan dan lingkungan yang baik pula”
Dalam tulisan ini saya mengingatkan diri saya pribadi dan semoga bermanfaat bagi para pembaca sekalian, marilah kita bersama – sama menjaga kehormatan para calon ibu – ibu masa depan, karena dengan terjaganya kehormatan mereka nantinya akan melahirkan anak – anak yang baik dan bisa memberikan manfaat bagi orang banyak dengan segala kewibawaannya.

Inilah ibu, sosok unik yang tak tergantikan sebagai “manifestasi” Tuhan yang harus kita hormati dan selalu kita doakan (sebagaimana perintah Tuhan). Tiada hal yang membahagiakan bagi mereka selain melihat buah hatinya bahagia, dibalik segala hal yang kita anggap ibu kita salah terdapat cinta – cinta tersembunyi yang kita tak mengerti itu.


Cintaku pada ibu, tak tergantikan oleh wanita manapun . . . . .

Thursday, December 22, 2016

TENTANG KEBENARAN (ABOUT TRUTH)


Setiap manusia pasti diperhadapkan dengan pertanyaan – pertanyaan didalam dirinya tentang arti kehidupan ini. pertanyaan tentang Darimana asalnya, mengapa ia hadir didunia ini dan kemana dia akan berlabuh setelah matinya.

Pertanyaan – pertanyaan inilah yang menimbulkan banyak teori tentang pencarian kebenaran, baik dari golongan kiri maupun golongan kanan, baik barat maupun timur yang masing – masing mempunyai tokoh dan panutannya.

Studi ini disebut dengan filsafat yang secara etimologi berarti “Cinta dan Kebijaksanaan” sedangkan secara istilah adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat juga diartikan sebagai pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan

Pembahasan filsafat mempunyai  banyak cabang karena ketika membahas filsafat haruslah universal, sistematis dan radikal sehingga jika ada pertanyaan satu telah terjawab maka muncul pertanyaan – pertanyaan baru yang harus dijawab lagi. Oleh karenanya didalam tulisan ini saya akan mencoba untuk membahas secara umum 3 poin dalam filsafat.

1. Tuhan (Teologi)

Manusia meyakini adanya kekuatan besar diluar dari kemampuannya, sehingga pada umumnya manusia menyembah sesuatu yang dianggap penolong baginya dengan berbagai macam cara,  yang dulunya mungkin menyembah pohon dan bebatuan serta adapula yang menyembah kepada yang Esa diamana semua media ini masuk dalam bingkai keagamaan.

Eksistensi atau Keberadaan adanya Tuhan masih banyak diperbincangkan karena adanya sebuah definisi kebenaran yang menyatakan bahwa Benar adalah sesuainya antara Ide dan Realitas.

Contoh kecil handphone dikatakan ada jika apa yang ada dibenak kita terhadap handphone (menelpon, mengirim pesan dll) sesuai dengan realitas yang ada, maka hal itu dikatakan Benar.
Lalu bagaimana dengan Tuhan ?

Banyak pandangan dan teori mengenai eksistensi Tuhan yang saling bantah membantah secara ilmiah bahkan secara barbarian. Ada yang merasa pendapatnya paling benar dan ada yang berpandangan bahwa Tuhan itu tiada, yang adanya hanya materi dan energi.

Pembahasan ke Tuhanan bukanlah  persoalan sepele karena memakan banyak waktu dan referensi yang mendalam, tulisan ini pun tidak mampu menjabarkan dengan detail pembahasan ini. namun singkatnya bahwa sehebat apapun kita untuk mendefinisikan Tuhan makan disitulah kita membatasi Tuhan ketika Tuhan terbatas maka Dia bukanlah Tuhan. Bagaimana mungkin sesuatu yang rendah dari-Nya mampu untuk menjelaskan Dzat/ Sifat – Nya.

Ungkapan ini bukan untuk melemahkan kita dalam memaknai tentang ke Tuhanan,  dalam artian Tuhan telah menyediakan bahasa di dunia ini untuk menjadi sarana bagi kita menyembah-Nya, meng Agungkannya dan Tempat bagi kita meminta pertolongan akan kelemahan kita yang yang dimana kita tidak mampu untuk menjangkau-Nya.

Oleh karenanya Tuhan yang Maha Esa mengutus Para Nabi atau juru bicara-Nya untuk menjelaskan tentang keberadaan dari Tuhan yang sebenarnya hal itu juga adalah kebutuhan (fitrah) manusia.

Untuk lebih lanjutnya saya sarankan anda untuk membaca buku Gradasi Wujud yang dikarang oleh Mulla Sadra

2. Manusia dan Realitas (Ontologi)

Ada dua realitas yang kita rasakan dan ketahui yaitu adalah Realitas Internal (instensi) dan realitas Eksternal (Ekstensi). Dua realitas ini melahirkan istilah berupa Materialisme (ekstensi) dan Idealisme (Instensi) berikut pembahasannya :

Materialisme merupakan paham filsfat yang meyakini bahwa esensi kenyataan, termasuk esensi manusia bersifat material atau besifat fisik. Ciri utaman dari kenyataan material atau fisik yaitu manempati ruang dan waktu, memiliki keluasan dan bersifat objektif.

Menurut materialisme Alam spiritual atau jiwa, yang tidak mempunyai ruang, tidak bisa disebut dengan esensi kenyataan, dan oleh karena itu ditolak keberadaannya. Para materialis percaya bahwa tidak ada kekuatan apapun yang besifat spiritual dibalik gejala atau peristiwa yang bersifat material. Seandainya ada peristiwa atau gejala yang masih belum diketahui, atau belum bisa dipecahkan oleh manusia, maka hal itu berarti ada kekuatan yang bersifat spiritual dibelakang peristiwa tersebut, melainkan karena pengetahuan dan akal manusia yang belum memahaminya apa yang dimaksudkan tersebut.

Sebaliknya Idealisme merupakan kebalikan atau lawan dari materealisme. Menurut aliran ini, kenyataan sejati adalah berfilsafat, spiritual (oleh sebab itu, aliran ini sering disebut juga spiritualisme). Para idealisme percaya bahwa ada kekuatan atau kenyataan spiritual di belakang setiap penampakan atau kejadian. Esensi dari kenyataan spiritual ini adalah berfikir (res cigitans).

Karena kekuatan atau kenyataan spiritual tidak bisa diukur atau dijelaskan berdasarkan pada Fusngsi metafor kesadaran manusia untuk menjelaskan kenyataan sejati oleh para idealis, sama halnya dengan fusngsi metafor hewan (tikus atau anjing) dan komputer untuk menjelaskan perilaku manusia oleh para behavioris dan oleh para psikolog kognitif dalam ilmu psikologi.

Demikian juga para idealis mengalami kesulitan dalam mejelaskan kenyataan sejati yang ada dibalik  penampakan lahiriah, sehingga perlu metafor kesederhanaan manusia untuk menjelaskannya. Dengan diakuinya kenyataan sejati sebagai bersifat spiritual, bukan berarti para idealis menolak kekuatan-kekuatan yang bersifat fisik (material) dan menolak adanya hukum alam.


Dari untaian – untaian teori diatas banyak dari dari spesias kita mengalami keraguan dengan lahirnya  teori  skeptisme dan ada juga manusia yang mengalami keyakinan yang disebut absolutisme, bahkan banyak teori – teori baru lainnya yang bermunculan seiring berkembangnya ilmu pengetahuan.

Namun yang pastinya manusia mempunyai 2 hakikat yaitu materi dan inmateri. Dimana, 2 bagian ini tidak bisa terpisahkan satu dengan yang lainnya alias berjalan sendiri – sendiri (solo). Semua harus balance dan saling mengisi secara dinamis.

3. Pengetahuan (Epistemelogi)

Epistemologi secara etimologi terbagi menjadi dua suku kata yaitu “episteme” yang artinya pengetahuan dan “logos” yang artinya ilmu/pembicaraan. Epistmologi juga di artikan sebagai  teori pengetahuan yang berhubungan dengan hakikat dari ilmu pengetahuan itu sendiri. Agak sulit untuk menjelaskannya, namun yang pastinya bahwa pembahasan tentang perkara ini tidak terlepas dari diri manusia.

Artinya bahwa penting bagi manusia untuk mengetahui asal muasal pengetahuan dan bagaimana mendapatkannya ?

Mengawali jawaban dari pertanyaan diatas marilah kita simak pernyataan terkenal dari Rene Descartes filosof asal francis yang  mengatakan “Cogito ergo sum” yang artinya aku berfikir, maka aku ada.

Hadirnya dirinya (pengetahuan) ke dunia ini bisa diterjemahkan dengan hidupnya pemikirannya dari zaman ke zaman dan bisa juga diartikan eksistensinya hadir karena dia berfikir, jika dia tidak berfikir maka dirinya adalah kehampaan.

Mengutip pula pandangan  Plato  tentang  teori pengingatan kembali , dikatakan bahwa manusia pada dasarnya adalah roh (alam roh)  yang ditiupkan kepada tubuh manusia (alam materi) dan mengalami benturan yang mengakibatkan manusia lupa akan kejadian di alam roh tersebut. Maka perlahan manusia lahir kedunia, tumbuh dan menjadi ingat tentang berbagai hal yang terjadi di alam sebelumnya seperti dejavu yang manusia pernah mengalaminya.  (if i have a fals, please your correction)

Ini adalah dua contoh dari para filosof yang menggambarkan tentang manusia dan ilmu pengetahuan, seperti yang saya katakan sebelumnya masih banyak dialektika dari filosof – filosof lain yang membantah teori mereka dan menawarkan teori baru.

Kesimpulan

Menentukan kebenaran dan mendefinisikan kebenaran bukanlah perkara yang mudah, karena setiap kelompok bahkan individu pasti mengklaim diri mereka benar dan hal itu adalah hakikat dari manusia yaitu tunduk kepada nila- nilai kebenaran. Memiliki keyakinan atau yakin akan sesuatu yang telah menjadi keyakinannya adalah hak bagi manusia itu sendiri. Namun yang menjadi persoalan adalah ketika berkeyakinan untuk menyalahkan kelompok atau individu lain dan mengungkung kemerdekaan mereka serta menutup akses dialektika.

Saya yakin dan percaya, setiap kelompok, suku, ras dan Agama adalah ciptaan Tuhan yang didalam perbedaanya terdapat nilai – nilai kebenaran yang berpotensi untuk menjadi pemersatu dalam bingkai cinta atau hubungan antar manusia.

Pembahasan tentang  ke Tuhanan, Realitas dan Pengetahuan adalah sebuah pengantar kita untuk memperdalam persoalan makna dan arti kehidupan ini, mengapa kita harus bertahan hidup, bekerja, berkembang biak, belajar, mengajar dan nanti pasti akan menemui ajal, semua adalah pertanyaan pertanyaan yang seyogyanya bisa kita jawantahkan didalam diri kita masing – masing dan kita jalankan dengan proses pemahaman yang kokoh. Semua itu akan kita jalani dengan panduan yang telah kita yakini di Alam Semesta ini dan tentunya oleh Penciptanya.

Tentu sangat banyak kekurangan dalam tulisan sederhana ini, kritik dan saran Insyallah selau dibuka untuk para pembaca sekalian.


Wednesday, December 14, 2016

Keberlanjutan Program Satu Guru Satu Laptop

Evaluasi Gerbang Raja Part 1 Pendidikan

“Pendidikan adalah suatu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Bahwa pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada peserta didik agar sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup yang setinggi-tingginya” (Ki Hajar Dewantara)

Dalam ungkapan – ungkapan para tokoh sejarah, masa kini dan bahkan firman – firman Tuhan melalui utusannya dimuka bumi ini, banyak sekali menekankan akan pentingnya Menuntut Ilmu. Bahwa ilmu adalah sesuatu yang niscaya sebagai mana Tuhan telah menciptakan didalam diri manusia berupa akal sehingga mampu untuk menyerap tanda – tanda kekuasaan-Nya.

Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa pendidikan adalah suatu hal yang prioritas karena menyangkut persoalan kehidupan mendasar manusia dan kebutuhan dalam kehidupan berbangsa dan Negara. Maka penting bagi kita untuk menatap pendidikan secara Global sebagaimana jurnal yang dikarang oleh peneliti dari University of Ibadan, Nigeria yaitu  Martins Fabunmi yang melihat dari sudut pandang global dengan membandingkan kemajuan dari Negara satu dengan Negara lainnya. Sehingga bisa menjadi perhatian akan ketertinggalan dari Negara yang mempunyai pendapatan rendah dengan Negara yang berkembang. Semua itu di sandarkan  pada Perencanaan Pendidikan.

Dalam ulasan jurnal tersebut ada 3 Teori yang menjadi pondasi dalam melakukan sebuah perencanaan pendidikan diantaranya Social Deman Approach, Man Power Approach dan Investment Efficiency Approach.

1. Social Demand Approach (Pendekatan Tuntutan Publik)
Menurut Vembrianto (1985:46) “Pendekatan kebutuhan sosial atau social demand adalah suatu pendekatan dalam perencanaan pendidikan yang didasarkan atas tuntutan atau kebutuhan sosial akan pendidikan”.
Pendekatan sosial demand atau kebutuhan sosial atau tuntutan sosial adalah suatu istilah yang kabur dan mengcaukan (jarang digunakan oleh pendidik) dan dapat diartikan bermacam-macam. “Arti yang paling umum digunakan adalah kumpulan tuntuntan yang umum untuk memperoleh pendidikan, yakni jumlah dari tuntutan individu akan pendidikan di suatu tempat, pada suatu waktu tertentu, di dalam suatu budaya politik dan ekonomi tertentu”. (Coombs, 1982:33)
Sedangkan menurut A. W. Guruge dalam Udin S (2005:234) “Pendekatan kebutuhan sosial adalah pendekatan tradisional bagi pembangunan pendidikan dengan menyediakan lembaga-lembaga dan fasilitas demi memenuhi tekanan-tekanan untuk memasukkan sekolah serta memungkinkan pemberian kesempatan kepada pemenuhan keinginan-keinginan murid dan orangtuanya secara bebas”.

2. Investment Efficiency Approach/Cost and benefit (Pendekatan Ketepatgunaan Modal)
adalah suatu pendekatan yang menitikberatkan pada keseimbangan antara keuntungan dan kerugian (Yagi, 2010). Prinsip untung rugi inilah yang dipakai oleh individu yang rasional kalau memutuskan bagaimana sebaiknya membelanjakan uang agar keinginannya tercapai.
Ia meneliti alternatif-alternatifnya, menimbang biaya masing-masing alternatif  dan kepuasan yang menyertainya atau kegunaan yang akan diperolehnya dan kemudian memilih kemungkinan tertentu sebatas kemampuannya yang paling menguntungkan.

3. Man Power  Requerement Approach (Pendekatan Keperluan Tenaga kerja)
Menurut Effendi (2000:26)  “Pendekatan man power adalah pendekatan yang lebih menekankan pada pendayagunaan tenaga kerja hasil suatu sistem pendidikan”.  Sedangkan menurut Yagi (2010) ”Pendekatan ketenagakerjaan merupakan pendekatan yang mendisain perencanaan pendidikan dikaitkan dengan pengembangan tenaga manusia melalui pendidikan, guna memenuhi tuntutan kebutuhan sektor perekonomian”. Dengan demikian, perencanaan pendidikan yang menggunakan pendekatan terhadap penerimaan ketenagakerjaan akan mengidentifikasikan mengenai besarnya kebutuhan tenaga kerja untuk kurun waktu tertentu.
“Pengembangan sumber daya manusia melalui sistem pendidikan adalah suatu syarat yang penting untuk perkembangan ekonomi dan merupakan suatu penanaman sumber daya yang langka yang baik, hasil pola dan kualitas pendidikan digunakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja”. (Coombs, 1982:34).
Pendekatan tenaga kerja berguna untuk mengatasi kesenjangan tenaga kerja dan ketidakseimbangan yang ekstrim dalam pola hasil pendidikan yang membutuhkan perbaikan. Pendekatan ini hampir tidak  memerlukan penelitian statistik yang terperinci. Pendekatan tenaga kerja dapat juga memberikan bimbingan yang bermanfaat bagi pendidik tentang bagaimana kualifikasi pendidikan pekerja untuk dikembangkan di masa mendatang. Misalnya, bagaimana seharusnya proporsi relatif dari orang yang berpendidikan atau tingkat pendidikan yang lebih rendah, pendidikan menengah, dan berbagai latihan setelah pendidikan tingkat menengah. Hal ini sangat berguna untuk diketahui para perencana pendidikan, tetapi jauh berbeda dari syarat-syarat tenaga kerja yang terperinci (Coombs, 1987: 37).
Perlu diperhatikan pula bahwa perhitungan kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan lapangan kerja yang tersedia maupun yang akan tersedia tidak terlepas dari faktor kualitas yang diharapkan. Semua ini mempunyai implikasi bahwa seorang perencana pendidikan setidak-tidaknya dapat memprediksi kemungkinan-kemungkinan perkembangan, baik secara kualitas maupun kualitas, terutama menyangkut sektor-sektor ekonomi dengan pedistribusian yang dapat diproyeksi. Timan (2004:17) “Pertumbuhan ekonomi tidak hanya memerlukan sumber dan fasilitas fisik, tetapi juga memerlukan sumber-sumber manusia yang mengorganisasi dan menggunakan fasilitas fisik. Jadi pengembangan sumber manusia  melalui sistem pendidikan adalah suatu syarat penting untuk pertumbuhan ekonomi dan suatu investasi yang baik dari sumber-sumber yang langka, dengan menentukan pola dan mutu output pendidikan sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja di bidang perekonomian”.

Dari ulasan diatas kita bisa melihat indonesia sudah menerapkan dengan adanya program wajib belajar 12 Tahun, dan beasiswa bagi orang tua yang tidak mempu menyekolahkan anaknya (Social Demand Approach), adanya sekolah – sekolah berbasis kejuruan (Man Power) dan yang terakhir adalah hadirnya sebagian Institusi swasta yang maju (Investment Effieciency).

Dari teori – teori diatas pula pasti banyak penafsiran – penafsiran lain yang di jawantahkan melauli program – program unggulan yang dibuatkan kebijakan oleh pemerintah selaku penyusun undang – undang dan peraturan lainnya.

Di Kutai kartanegara program ini disebut Gerakan Pembangunan Rakyat Sejahtera (Gerbang Raja) dengan visi dan misi bupati terpilih dipemilu 2010 Rita Widyasari dan pemilu 2015 kemarin terpilih kembali dengan program Gerbang Raja jilid 2.

Gerbang Raja  mempunyai visi yaitu Menuju Terwujudnya “Masyarakat Kutai Kartanegara yang Sejahtera dan Berkeadilan”. Dalam program pendidikan program Gerbang Raja mempunyai uraian – uraian sebagai berikut :
a.      “Satu Guru – Satu Laptop”.
b.      Alokasi Dana Pendidikan 20 % dari APBD.
c.       Insentif bagi guru dan dosen.
d.      Terlaksanannya pemberantasan Buta Aksara Melalui Zona Bebas Buta Aksara (ZBBA).
e.       Terbangunnya Sekolah Unggulan di wilayah pantai dan hulu berbasis karakteristik daerah.
f.       Terbangunnya sekolah bertaraf Internasional.
g.      Terpenuhinya Buku Pelajaran bagi siswa.
h.      Adanya bantuan Pendidikan bagi siswa miskin.
i.       Dikembangkannya Pesantren dan Madrasah Unggulan.
j.       Dibangunnya Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Terpadu (SIMPENDU).
k.      Dikembangkannya Saluran Harapan, Pengaduan aspirasi Pendidikan (SAHADU SIDIK).


Seiring berjalannya waktu program – program ini pun telah berjalan seperti program “satu guru satu laptop” yang mempunyai visi meningkatkan efektifitas kualitas pendidikan agar para pendidik kita tidak gagap akan teknologi dan peserta didik dengan mudah dalam menyerap pelajaran yang dibawakan sesuai dengan fungsi teknologi yaitu memudahkan manusia dalam menjalani kehidupan.

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sebanyak 13.098 unit laptop merk HP dengan anggaran  +83 Miliar telah diserah terimakan kepada para guru (Nergeri maupun Swasta) yang ada di Kutai Kartanegara pada tahun 2012 lalu.

Sebenarnya tiada yang salah dari program ini jika dijalankan dengan konsep yang panjang dengan memperhatikan Output dan Outcome nya. Namun disayangkan masih banyak didunia nyata guru – guru yang telah mendapatkan laptop tersebut belum bisa mengoperasikan microsoft office, internet dan program – program lainnya, padahal teknologi ini sangat berguna bagi perkembangan pendidikan dan pada akhirnya laptop tersebut digunakan oleh orang lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan peruntukannya.

Maaf jika kalimat – kalimat diatas terkesan menyinggung, inilah realita yang harus kita hadapi terutama praktisi pendidikan, sejak dahulu para pengamat pendidikan telah menyampaikan harus adanya keberlanjutan dari program tersebut dengan memberikan pelatihan khusus bagi guru yang mendapatkan laptop agar bisa mengoperasikannya. Namun sayang imbuhan – imbuhan ini tidak didengarkan secara integral, padahal sudah jelas bahwa laptop ini telah mubadzir. Ya bagaikan pedang dan tuannya, pedang bisa melukai tuannya jika tuannya tak mampu untuk mengendalikannya, begitupula alat – alat yang lain.

Jika kita melihat lebih dalam lagi banyak human resouces (SDM) kita baik sarjana, akademisi bahkan anak – anak lulusan SMA/SMK/Sederajat bisa mengajarkan itu. entah regulasinya menggunakan sistem tender ataukah yang lainnya, Saya rasa orang – orang kita bisa bersaing. Sekarang hanyalah keinginan pemerintah untuk mewujudkan itu.

Alokasi dana 20% yang menjadi komitmen pemerintah di sektor pendidikan sebagai perwujudan dari teori social demand approach selayaknya digunakan tepat sasaran dengan mendahulukan program prioritas. Memang pendidikan tidak bisa dinikmati dengan cara yang praktis (1 atau 2 tahun) tapi apakah ada jaminan jika kinerja yang dilakukan pemerintah dan penyelenggara pendidikan saat ini bisa menghasilkan pendidikan yang berkualitas dimasa yang akan datang ?. sementara saat ini saja masih banyak lulusan SMA/SMK/Sederajat bahkan sarjana sekalipun yang masih menganggur dan angka kriminalitas di kukar pun saat ini terus meningkat.

Tidak memungkiri, ada program pemerintah yang bisa berjalan dengan baik seperti beasiswa gerbang raja, insentif untuk guru, dan lain lain. Namun pendidikan jangka panjang juga harus dibuatkan langkah – langkahnya guna adanya ketepat sasaran program dan pengevaluasian kinerja. Intinya bahwa pendidikan haruslah kontinuitas, bukan proyektif semata.


Maka ingatlah Bangsa yang besar bukan dilihat dari Sumber Daya Alamnya melainkan Sumber Daya Manusianya, out from the safe zone.