Monday, March 6, 2017

BUDAYA BELAJAR


Akhir – akhir ini belajar menjadi sosok yang manakutkan dikalangan mayoritas pemuda, wajah mereka tertunduk lesu ketika berhadapan dengan tugas – tugas yang dimana mereka tak mampu untuk melihat orientasinya dimasa mendatang, belajar dipandang hanya sebagai rutinitas formal yang dengan terpaksa dilakukan karena orang – orang secara serentak melakukannya, belajar menjadi keterpaksaan, belajar adalah kegiatan yang membosankan.

Sekarang ada sebuah gerakan yang secara sadar dan tidak disadari baik dari internal maupun dari eksternal diri pemuda terarah untuk menghindari yang namanya belajar, gerakan ini merasuk disanubari para pelajar hingga mengganggap sekolah adalah sosok yang menyeramkan, saudara bisa amati tentang kondisi kekinian para  pelajar kita dimana mereka lebih bergembira ketika tidak ada guru dikelas, mereka akan bersorak dengan girang ketika ada pengumuman bahwa jam sekolah diliburkan, belajar adalah beban yang memberatkan mereka.

Banyak benturan – benturan lain dalam minimnya kebiasaan belajar dikalangan kita selain dari membosankannya cara mengajar diantaranya adalah banyaknya para lulusan sekolah/kuliah formal yang tidak mempunyai peran besar terhadap dirinya (mendapatkan pekerjaan) dan orang lain (membuka peluang pekerjaan), di sisi lain tidak sedikit orang yang berpendidikan rendah/standard bisa menghasilkan materi yang lebih besar dari lulusan orang yang berpendidikan tinggi tersebut, alasan lain yang bisa ditambahkan adalah minimnya para pembelajar berkarya atau melakukan sebuah gerakan yang mengajak kepada yang lain untuk saling mencerdaskan atau menularkan budaya belajar, mereka kadang berprilaku ekskusif dan tidak menujukkan nilai dari ilmu yang mereka pelajari, kadang tidak konsisten untuk menjadi pelopor dalam  menjalankan kebiasaan belajar dikalangan masyarakat. Persoalan yang lebih memberatkan yaitu adalah menghadapi kelompok yang anti terhadap budaya belajar, mereka yang diajak selalu menghindar hanya demi menyibukkan urusan – urusan material belaka. Padahal belajar dan menumbuhkan budaya belajar akan membuat tatanan yang merata dalam proses urusan material masyarakat hingga mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi.

Ditengah berbagai fenomena – fenomena yang muncul banyak figur – figur politik atau figur yang menjadi sorotan masyarakat menampilkan kegiatan – kegiatan yang tidak mendidik. Kehura – huraan gaya hidup yang dikemukakan dengan mengajak mereka dengan hayalan – hayalan fana mengatasnamakan impian (dream) sebagai seorang idol benar – benar telah merusak cara pandang masyarakat an apabila cara pandang atau cara berfikir manusia rusak maka leburlah semuanya.

Terkikisnya budaya belajar selayaknya menjadi sorotan kesemua kalangan karena dengan hal inilah Negara bisa berkembang dengan pesat, kultur dalam peningkatan Sumber Daya Manusia inilah yang menjadi penentu arah dari perjalanan Bangsa kedepan. Jika budaya belajar menjadi hal yang prioritas untuk kita lakukakan saat ini, maka jangan berekspektasi yang berlebihan terhadap sedikitnya jumlah, mulailah melakukan diskusi – diskusi akademis yang cair dan tidak kaku, mulailah membuat berbagai macam tulisan melalui pengamatan saudara, bergeraklah untuk mengajak orang lain untuk membaca, janganlah merasa puas dengan pelajaran di sekolah atau kuliah saja, latihlah diri saudara untuk melakukan ekspresi – ekspresi dalam bentuk dan kemasan yang menarik sehingga bisa ditularkan kepada khalayak ramai dan jika bisa realisasikan apa yang anda tulis atau teliti sehingga bisa bermanfaat bagi orang – orang disekitar.

Banyak hal yang harus bergerak untuk wilayah ini, para akademisi,  lulusan strata 1, Mahasiswa, siswa dan penggiat pendidikan setidaknya wajib membuka ruang diskusi, melakukan upaya – upaya penyelamatan generasi melalui aksi nyata, karena tak layak bagi orang yang berpengetahuan menyendiri tanpa berbagi, seandainyapun hal itu sulit diaplikasikan maka dukunglah para penyebar kebiasaan mengajar dilingkungan kita. Karena sepahit – pahitnya belajar lebih pahit lagi hidup dalam kebodohan dan kita tidak mengharapkan generasi mendatang akan jatuh dalam lubang yang gelap yang semuanya itu adalah warisan dari kita saat ini.

Pemerintah yang ada saat inipun harus berupaya membuat sebuah gebrakan yang strategies dan inovatif, menghilangkan kesan – kesan simbolik seremonial dan terus berupaya dalam mengkonsolidasikan program – program yang sederhana namun mempunyai efek yang besar bagi mewujudkan budaya belajar disemua lapisan masyarakat. Ada beberapa bidang dikepemerintahan seperti perpustakaan, disdik, pemberitaan di diskominfo, pariwisata, dan lain – lain yang bisa dimanfaatkan guna mengkulturalisasikan belajar. Pemerintah pun diharapkan aktif dalam melakukan hegemoni – hegemoni dengan memberikan fasilitas dan contoh yang baik yang bukan melalui ucapan – ucapan “mari belajar” atau “revolusi mental” saja melainkan harus hadir dalam socio kultur yang ada. Karena duduk dikantor saja tidak menyelesaikan semuanya.


No comments:

Post a Comment