Jika orang – orang bahari menyebarkan
propaganda – propaganda dengan kata - kata dan menggumamkannya ditempat umum
dengan nada – nada suara yang unik agar bisa diperhatikan atau didengar secara
maksimal oleh para pendengar disekitar maka sekarang kaula muda menyebarkan
kata – kata dengan di iringi alunan musik yang fungsinya sama yaitu agar semua
orang menerima pesan sang seniman yang membuat kata – kata.
Musik kini semakin populer dengan
berkembangnya teknologi, alat – alat perekam suara yang canggih, pengambilan
gambar bergerak yang indah, dan penyebaran karya berbasis internet yang bisa
diakses oleh semua orang diseluruh dunia. Kompetisi demi kompetisi terus
dilakukan oleh para seniman musik yang kreatif
perlahan membangun semangat masyarakat, alunan lagu yang mereka ciptakan
mempengaruhi kondisi emosional para penikmatnya, pengolahan jiwa membuat orang
– orang menagis, tertawa, bersemangat, galau dan bahagia.
Era sekarang pun musik mampu memberikan berbagai
macam pekerjaan kepada praktisi – praktisinya, musik bisa menjadi lahan bisnis
yang menjanjikan dikalangan pengusaha dan banyak para seniman – seniman musik
hidup dengan kekayaan yang berlimpah. Hal ini adalah bentuk dari apresiasi
pemirsa kepada para musisi. Dan hal ini sah – sah saja.
Banyak seniman – seniman di Indonesia menjadi
Idola berkat dari suaranya yang merdu dan pesona mereka yang menawan. Pegelaran
musik menjadi program hiburan yang menakjubkan sehingga masyarakat terbius
dengan lantunannya, belum lagi ketika ada ajang
kompetisi menyanyi ditayangkan profile dari peserta lomba yang sederhana
dan mampu berprestasi dikancah nasional membuat orang – orang yang mengikuti
program tersebut terisak sedih dan tersedu – sedu menangis. Figur ini terus
memuncak sehingga kadang banyak sekali dari kalangan masyarakat menjadikan
mereka sebai inspirator dan ada yang lebih ekstrim yaitu menjadi fans radikal.
Hari musik nasional tahun ini sebaiknya
dijadikan momentum dengan menciptakan ruang – ruang evaluasi bagi perkembangan
musik Nasional, musik selayaknya bisa menjadi tempat bagi kita untuk
mencerdaskan masyarakat dengan memberikan contoh – contoh yang baik, lantunan –
lantunan lirik yang etis dan tentunya tampil dengan nuansa moralitas.
Kreatifitas dan inovasi adalah fitrah dani manusia maka jangan menjual nama
seni yang indah menjadi tayangan – tayangan yang tak bermoral.
Musik nasional tidak mesti harus tertutup
dengan musik – musik luar karena sifat dari seni adalah keindahan yang
universal, namun yang harus kita perhatikan adalah selalu melakukan penyaringan
terhadap budaya – budaya luar yang masuk karena hal ini mampu merubah tingkah
laku para musisi dan terlebih lagi para penikmat. Musik nasional seyogyanya
berbasis kearifan lokal, dalam pengamatan saya para musisi kita mampu untuk
melakukan kombinasi – kombinasi itu.
Perbedaan genre musik bukanlah hal prioritas
untuk dipertentangkan karena semua genre ada penikmatnya, saya sangat heran
ketika ada suatu kelompok berselisih untuk menejelekkan pecinta genre musik
satu dengan yang lainnya dan saya merasa lebih aneh lagi ketika mendengar
penyanyi yang merusak genre musik tertentu dengan bahasa yang murahan. Prilaku
seperti ini sangat tidak mendidik dan jauh dari nilai kesenian. Merekamerusak
citra seni musik dengan fanatisme butanya, jika anda amati lebih dalam orang –
orang seperti ini didalam dirinya hanya terkandung rasa benci.
Saya bukan pengamat musik apalagi berprofesi
sebagai musisi, namun saya berhak untuk bersuara dan berpendapat tentang musik
terlebih melihat para pebisnis musik saling menjegal antara satu yang lainnya
hanya karena ingin mencari nama dan kekayaan yang berlebihan, banyaknya para
musisi tidak menghormati para pendahulunya, menurunnya kualitas maknawi dari
lagu yang dilantunkan, minimnya perhatian pemerintah dalam melakukan pengawasan
terhadap tayangan musik yang mengandung unsur pornografi dan sara.
Semoga dunia Permusikan di Indonesia semakin
keren dan berkualitas...
K-POP..K-POP..K-POP
ReplyDeleteTerkena serangan budaya kita tu bang....
ReplyDelete