Persepakbolaan
Indonesia dewasa ini mengalami kemajuan yang cukup siginifkan dimana sebelumnya
diguncang berbagai persoalan dimulai dari sanksi yang diberikan Fifa, praktek
judi bola, korupsi di Tubuh PSSI hingga kerusuhan antara supporter satu dengan
supporter lainnya. Persoalaan ini muncul pastilah mempunyai sebab, dan sebab
paling sistemik dampaknya adalah pada pengelolaannya, didalam pengelolaanpun
tidak terlepas dari peran pemerintah dan pelaksana teknis dalam hal ini PSSI
sebagai pembuat kebijakan.
Sekarang
bukanlah hal yang etis untuk saling menyalahkan antara satu dengan yang lainnya
karena perbaikan – perbaikan terus dilakukan, segala bentuk kekurangan yang ada
terus dievaluasi hingga pada akhirnya sedikit tersisa.
Sepak Bola
sebagai olahraga yang familiar dikalangan masyarakat tentunya mampu
menggerakkan berbagai latar belakang manusia baik dari pemain bola itu sendiri
maupun dari para pendukungnya yang jauh lebih banyak jumlah pemain, perputaran
ekonomipun tidak terlepas dari pengawasan dimulai dari tiket masuk kestadion,
sponsorship, bisnis jersey, asesoris dan kerjasama – kerjasama lainnya lebih
dari cukup untuk menghidupi jutaan manusia.
Kesukaan orang
– orang tentang sepakbola mayoritas bukan hanya urusan materi saja melainkan
telah merasuk pada sebuah spirit kebanggan yang memunculkan sikap layalitas
tinggi terhadap tim yang diunggulkan, bahwa setiap tim pasti ada pendukunggnya.
Emosi kecintaan para pendukung terhadap perwakilan daerah sangatlah besar
sehingga kita bisa melihat adanya rasa kecewa ketika jagoannya kalah, adanya
rasa bahagia jika Tim yang dibangga – banggakan menang, adanya rasa marah jika
skuatnya diejek dan di injak – injak oleh pendukung lain.
Wal hasil
semua itu berpotensi akan muncul berbagai dampak diantaranya ampak positif da
negatif. Dampak positif jika antar supporter bisa melakukan kontrol terhadap
diri mereka sendiri agar tetap tenang ketika kalah dan tidak angkuh ketika
menang, karena sepak bola bukan hanya dimiliki pemain saja melainkan pendukung
berhak memilikinya. Sebaliknya dampak negatif akan timbul ketika yang kalah
tidak terima, masih ada dendam dengan para supporter lain, melakukan yel – yel yang
menghina supporter lain dan ketika timnya menang mereka melakukan ejekan
-ejekan yang menjatuhkan kelompok lain.
Budaya menebar
kebencian dan saling bertikai untuk urusan sepele ini seharusnya sudah
diredakan bahwa menang dan kalah adalah sesuatu hal yang biasa, perlahan rubahlah gaya yang tidak etis dalam
mendukung timnya menjadi tidakan – tindakan yang lebih berbartabat, ketika
timnya kalah harus berlapang dada dan ketika menang maka bersikaplah elegan,
gunakan prinsip – prinsip bhineika tunggal ika bukan gaya cinta yang tak
berdasar. Ingatlah kita semua adalah bagian dari Bangsa ini, tim yang saudara
dukung belum tentu bangga dengan anarkisme yang anda lakukan walau anda
mengatas namakan loyalitas karena justru perbuatan inu membebankan mereka jika
anda semua terkena sanksi, sebab siapa lagi yang akan memberikan aura – aura positif
didalam stadion jika anda tiada, singkatnya andalah salah satu penyebab dominan
kekuatan mental tim yang anda dukung.
Bagi para
pemain tentunya merasa bangga katika didukung ribuan bahkan jutaan manusia, olehkarenanya jagalah hati mereka,
tampilah semaksimal mungkin, jangan biarkan uang receh membuat anda
mengkhianati tim yang anda dukung, anda tentunya mendengar sorakan mereka yang
ramai, maka rasakanlah ketika anda berposisi ditengah – tengah keramaian itu, banyak
orang yang menaruhkan harapan kepada anda dan jikapun anda kalah, jangan
menganggap hal ini adalah akhir dari semuanya, teruslah berjuang.
Antara suporter
dan pemain bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan, yang jika
dipisahkan maka tidak akan ada nilainya, maka simbiosis ini haruslah terus
dijaga dengan baik, rawatlah hubungan ini dengan pemahaman yang mendalam dan terorientasi bukan hanya menjadi
ledakan – ledakan sementara yang menyisakan noda antar sesama kita, karena kita
tetap sebagai putra putri Indonesia.
Junjung selalu
spotifitas, maju terus sepak bola Indonesia...
No comments:
Post a Comment